TIGARAS - Roni Siadari (17) warga Desa Raja Huta, Kecamatan Dolok Perdamaian, Simalungun merupakan salah satu korban selamat KM Sinar Bangun merasa masih trauma melihat Danau Toba setelah kejadian tenggelamnya kapal Sinar Toba, Senin (18/6/2018) sekira pukul 17.10. “Aku masih trauma atas kejadian itu, tapi karena ingin melihat korban ditemukan aku datang kesini,” ujarnya di Pelauhan Tigaras, Simalungun, Jumat (29/6/2018) sore.

Dikatakan Roni, saat berangkat dari Dermaga Simanindo, Samosir, penumpang kondisi penuh diperkirakan mencapai 200 orang. Bangku penuh membuatnya berdiri di depan kapal.

“Semua penumpangnya lebih dari 200 karena semua penuh dan sebagian berdiri,” terangnya.

Menurut dia, ketika KM Sinar Bangun baru berlayar menuju pelabuhan Tigaras tiba-tiba ombak besar dan angin kencang membuat kapal mulai oleng diterjang ombak.

“Ombak besar membuat aku berdiri di depan sempat basah dan tidak lama kapal oleng dan terbalik,” ujar Roni.

Dikatakanya, saat kapal akan terbalik diriya langsung terjun ke danau dan berenang untuk naik ke kapal denvan posisi sudah terbalik. Sementara sebagian penumpang terlihat mencoba menyelamatkan diri dari danau.

“Sebelum tenggelam aku sempat naik ke kapal terbalik itu,” terang Roni.

Menurutnya, sejak kapal terbalik dirinya sempat terombang ambing di tengah danau lebih dari 30 menit sebelum kapal datang menyelamatkan mereka.

“Aku lihat banyak sempat bertahan, namun mereka tenggelam. Bahkan aku sempat berusaha menolong, tapi gak bisa karena dia langsung tenggelam,” paparya.

Roni berharap, pihak Basarnas dapat menemukan penumpang sempat tenggelam agar dapat dikebumikan dengan layak.

”Semoga ada menumpang bisa ditemukan walau sudah menjadi mayat,” harap Roni.*