LABUHANBATU - Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat saat ini membutuhkan sejumlah tenaga dokter spesialis seperti dokter anak dan dokter bedah untuk melayani kebutuhan masyarakat Kabupaten Labuhanbatu dan sekitarnya. "Tetapi kami juga sangat membutuhkan dokter paru, dokter radiologi dan dokter forensik jika memungkinkan kami diberi," ujar Direktur RSUD Rantauprapat dr. Syafril R.M. Harahap, Sp.B, dihadapan tim dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera,Selasa (26/6) pagi saat membuka kegiatan visitasi program WKDS (Wajib Kerja dokter spesialis) di Ruang Pertemuan RSUD Rantauprapat.

Lebih lanjut dikatakan Direktur RSUD yang energik dan selalu peka terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan ini sangat berharap, semoga dengan adanya program/kegiatan WKDS ini dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Rantauprapat.

Tim dari Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang datang berkunjung dan menghadiri kegiatan WKDS tersebut terdiri dari Prof. DR. dr. Delfi Lutan, Sp.OG, kemudian DR. dr. Umar Zein, Sp.Pd, selanjutnya dr. Sudung Pasaribu, dr. Charles, Sp.A (IDAI) dan dr. Juliani, M.Kes.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan kunjungan ke ruangan-ruangan untuk melihat langsung sudah sejauh mana kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan jumlah tenaga dokter spesialis yang ada dan fasilitas yang tersedia.

Di hari yang sama juga dilaksanakan kegiatan pengumpulan data studi evaluasi deteksi tes cepat molekuler (TCM) di Indonesia yang kali ini bertempat di RSUD Rantauprapat.

Kegiatan ini juga dibuka langsung oleh Direktur RSUD (Rumah sakit Umum Daerah) Rantauprapat dr. Syafril R.M. Harahap, Sp.B yang dihadiri dr. H. Raflizar dan Nikson Sitorus dari Badan Litbangkes Kemenkes RI serta Daniel Manurung, SKM, MM dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu.

Menurut dr. Syafril kegiatan ini bertujuan untuk melihat langsung sejauh mana perkembangan kasus penyakit TB MDR yang disesuaikan dengan pemakaian alat pemeriksaan BTA yang sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu.