MEDAN - Wakil Direktur Polair Polda Sumut, AKBP Untung Sangaji mengatakan, untuk kedalaman Danau Toba, di daerah tertentu kedalamannya berbeda, tergantung lokasi.

Hal ini dikatakan Untung terkait proses pencarian korban dan bangkai Kapal Motor Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6) kemarin.

"Misalkan saat di Danau Toba, lalu di dalam danau itu ada batu, bisa beda ukuran kedalamannya. Tergantung konturnya," kata Untung.

Dijelaskannya, pada kedalaman 40 meter di Danau Toba, kondisinya sangat gelap. Dalam proses penyelaman, pihaknya memakai senter kedap air. Namun jarak yang bisa dilihat hanya 1 meter setengah.

"Makin ke dalam lagi, maka semakin pekat, dan semakin ke dalam, maka semakin susah," jelasnya.

Untung Sangaji meluruskan simpang siur kabar mengenai kedalaman Danau Toba. Sebab kabar beredar, disebutkan mencapai 1.600.

"Kedalaman Danau Toba mencapai 1.600 itu benar. Tapi 1.600 itu bukan dalam hitungan meter, hitungannya feet," terangnya.

Untuk hitungan 1 meter sama dengan 3 feet. Jika 1.600 dibagi 3, maka jadi berkisar 500-an meter. Sampai saat ini, kedalaman tersebut yang sudah terdeteksi oleh tim SAR gabungan.

"Di Polair, kita sering menyampaikan ukuran kedalaman dalam hitungan feet," ujarnya.

Untung meengakui, dengan kedalaman 1.600 feet, tingkat kesulitan yang pertama adalah tekanan, yang jika ke dalam semakin kuat. Jika menggunakan jam tangan canggih, semakin ke dalam harus hati-hati karena bisa pecah.

"Bayangkan, di dalam kapal ada sepeda motor yang diikat bagian kanan dan kiri kapal. Kalau tenggelam, lebih cepat ke bawah," tandasnya.

Untuk diketahui Kapal Motor Sinar Bangun karam di Danau Toba saat membawa 180-an penumpang dan puluhan sepeda motor. Hingga hari ketujuh, 21 korban sudah dievakuasi, 18 selamat dan 3 meninggal dunia. ***