SAMOSIR - Dino Simson Aritonang, laki-laki (34), warga Parapat, Kabupaten Simalungun, salah satu korban selamat tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.00 WIB di perairan Tigaras. Dino merupakan karyawan PT Suri Tani Pemuka (keramba Swiss) Tigaras, namun sudah berdomisili di Lumban Gaol, Desa Simanindo, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Ia yang sudah berjasa menolong 5 orang korban selamat lainnya.

Dino yang kesehariannya sebagai petugas diving di PT Suri Tani Pemuka ini, sebelumnya tidak terdaftar dalam daftar korban hilang atau selamat, karena dirinya mengaku langsung pulang ke rumah setelah tiba di Pelabuhan Simanindo dengan kapal kayu KM Cinta Dame.

Atas peristiwa itu, kini Dino sedang mendapat perawatan di Puskesmas Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Dino dilarikan keluarga ke Puskesmas Simarmata sekitar pukul 13.00 WIB, karena mengalami pusing kepala, hati dingin, dan badan menggigil.

Saat ditemui di Puskesmas Simarmata, Dino mengaku masih sangat trauma setiap kali mengingat peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun.

"Saat kapal mau berangkat, kalau kami tenang aja. Soalnya kami mengarah ke Silalahi, biasa aja kapalnya. Setelah itu kami berputar ke arah Tigaras, dan masih biasa aja kapalnya. Tapi tiba-tiba kapalnya terbalik," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat kejadian ombak memang kencang. "Di atas kapal ribut. Soalnya saya berada di depan kapal. Kalau jumlah penumpang, saya tidak tau pastinya, tapi ada ratusan dan kiri kanan kapal penuh roda dua. Waktu kapal terbalik, sebenarnya saya juga ikut terbalik. Jadi saya berusaha menyelam dan menghindar, takutnya kita ikut ditarik oleh penumpang yang lain," paparnya.

Setelah terbalik, Dino mengaku kembali lagi ke kapal untuk mengambil pernapasan. "Setelah kapal tenggelam, saya masih sempat selamatkan 5 orang, tapi saya tidak kenal mereka siapa," cerita Dino dengan wajah lelah.

Setelah istirahat beberapa menit, Dino kembali melakukan pertolongan, karena tugas sehari-harinya memang penyelam dan karena para korban minta tolong kepadanya. Dia pun melakukan pertolongan semampunya.

"Tiba di darat dengan KM Cinta Dame, saya langsung pulang ke rumah, dan tidak ke Puskesmas. Karena saya merasa, saya masih kuat setelah melihat anak dan istri saya," tutur Dino.

Sambungnya, dia ikut berlayar di KM Sinar Bangun, selain ikut membantu nahkoba kapal, juga ingin menghadiri pesta pernikahan di Siantar esok harinya.

"Memang saya sekalian membantu pemilik kapal, karena setiap kali menyeberang, saya tidak pernah bayar ongkos. Dan memang, sekaligus menyeberang untuk menghadiri pesta pernikahan di Siantar," ucap Dino.

Lebih lanjut, Dino menceritakan, setelah terbalik, kapal masih sempat mengapung sekitar 2 hingga 3 menit sebelum akhirnya tenggelam.

"Untunglah datang feri KMP Sumut I dan II, juga kapal KM Cinta Dame menolong kami. Setelah itu, saya tidak ingat lagi bagaimana. Sekarang hati saya dingin, kaki dingin, dan kepala pusing. Itulah dulu yang bisa ku ingat," kata Dino mengakhiri.

Pantauan di papan informasi posko Pelabuhan Simanindo, atas nama Dino Simson Aritonang, tidak masuk daftar korban hilang dan korban selamat.***