MEDAN - Antusias tinggi umat muslim terlihat begitu luar biasa saat menghadiri Halal BiHalal dan Doa untuk Sumut Bermartabat, Sabtu (23/6/2018) di Lapangan Merdeka Medan. Walau diguyur hujan deras, namun ini dinilai sebagai pertanda baik untuk mewujudkan Sumut Bermartabat. 

Ketua DPW Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Zulchairi Pahlawan pun mengharapkan semangat ini tetap terjaga, bahkan semakin ditingkatkan lagi menuju pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 27 Juni 2018 mendatang. 

"Kami berharap ke depan umat Islam bersatu, menyatukan hati, menyatukan tekad dan menyatukan langkah untuk mewujudkan Sumatera Utara yang bermartabat," tegas Zulchairi.

Oleh karenanya, Zulchairi pun mengajak agar umat muslim untuk bergerak bersama-sama pada Rabu 27 Juni 2018 untuk menggelar Sholat Subuh berjemaah meminta kepada Allah, beristikharah untuk menjadikan Sumatera Utara yang Bermartabat. 

"Insya Allah kalau semua masyarakat datang ke TPS dan tidak ada kecurangan, maka Bapak Edy Rahmayadi dan Bang Musa Rajekshah bisa menang dalam kontestasi Pilgusu 2018 ini," tegasnya. 

Lebih lanjut dikatakannya, Ustad Somad secara tegas menyatakan bahwa umat Islam wajib memilih pemimpin yang bertauhid dan seakidah. Karena pemimpin yang bertauhid dan seakidah, Insya Allah akan peduli dengan umat. 

"Kalau ada yang mencoba memberikan uang agar memilih calon sebelah, jangan terima karena Haram. Jadi harus ditolak. Dan tidak hanya menolak tapi harus dilaporkan karena mencoba money politic. Kita berharap dengan hadirnya Ustad Somad hari ini memberi pencerahan dan membuka umat Islam lainnya untuk tidak salah memilih pemimpin sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran. Bertauhid dan seakidah dengan kita," ujarnya. 

Dalam kesempatan itu Zulchairi juga menyayangkan adanya penolakan dan tudingan segelintir masyarakat yang mengatakan Ustad Abdul Somad (UAS) sebagai pendatang luar Sumut yang tidak perlu mencampuri Sumut. Sikap ini diakui Zuchairi sebagai bentuk kebodoham karena sejatinya UAS merupakan putra daerah Sumut. 

"Beliau lahir di Sumut, belajar di Sumut dan bermarga Batubara. Jadi beliau itu orang Sumut. Saya sempat berbicara dengan beliau terkait hal ini. Kata Ustad Somad beliau tidak marah tapi hanya menyayangkan justru ada pendatang dari luar Sumut yang coba mengatur-ngatur Sumut ini," ujarnya. *