MEDAN - Libur Idul Fitri 1439 H yang cukup panjang pada tahun ini, ternyata berdampak terhadap sejumlah harga pangan di pasar tradisional di Provinsi Sumatera Utara yang bergerak liar. “Kita menemukan ada sejumlah harga bahan pokok yang tidak masuk akal. Katakanlah cabai merah, harganya sangat bervariasi dan bahkan terpuruk,” kata Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (21/6/2018).

Disebutkan Gunawan, perbedaan harga tersebut terjadi dikarenakan ada perbedaan antara harga cabai merah kualitas jelek dengan harga cabai segar yang kualitasnya bagus. Namun, masyarakat sulit mendapatkan cabai merah kualitas yang bagus. Cabai merah kualitas buruk dikarenakan pasokan lama, ditambah dengan cuaca panas yang mengakibatkan cabai layu.

Tak hanya cabai merah, harga cabai rawit juga bergejolak. Akan tetapi, harga cabai rawit tidak terpuruk melainkan melambung. Saat ini, harganya menjadi 45 ribuan per kg dari Rp35 ribuan. “Berdasarkan hasil pengamatan kita, stok panen cabai rawit belum cukup tersedia di pasar. Kemungkinan hal itulah yang menjadi faktor harga cabai melonjak,” tutur Gunawan.

Selain itu, sambungnya, harga daging ayam juga meroket dikisaran Rp30 ribu hingga Rp31 ribu per kg. Kenaikan ini juga terjadi pada sejumlah harga komoditas sayuran. Kemudian, harga telur ayam yang juga naik menjadi Rp21 ribu per kg dari posisi sebelumnya Rp20 ribuan.

“Harga komoditas sayuran kerap mengalami kenaikan setelah libur lebaran. Bahkan, kenaikan yang terjadi mencapai 400 persen. Akan tetapi, meroketnya harga sayuran tidak begitu dirisaukan sebagian besar masyarakat karena terbilang bisa diganti,” ujarnya.

Walau demikian, tambah Gunawan, masyarakat jangan terlalu merisaukan masalah harga pangan. Sebab, dinilai semuanya masih terkendali. “Masalah harga yang bergejolak ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari petani yang juga belum sepenuhnya kembali ke ladang, pedagang di pasar juga masih banyak yang liburan hingga pembeli yang belum semuanya berbelanja secara normal,” jelasnya.

Menurut Gunawan, kondisi pasar belum sepenuhnya mencerminkan sisi persediaan dan permintaan yang normal. Sehingga, tidak perlu dikhawatirkan dan tidak dibutuhkan tindakan apapun untuk menstabilkannya.

“Saya yakin semuanya akan kembali normal nanti mulai pekan depan. Disaat itu, baru kita lihat perkembangan harga yang sebenarnya,” tukasnya.