LEMBAGA Inkubator Bisnis Teknologi, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), terpilih menjadi salah satu dari 12 inkubator di Indonesia yang mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kepala Inkubator Bisnis Teknologi Unsyiah, Prof. Said Muhammad, mengatakan, nantinya pendanaan ini digunakan untuk pembinaan dan penguatan inkubator di Unsyiah dalam persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2019. Langkah awalnya dimulai dengan mempublikasi dan merekrut pelaku industri yang produktif dan inovatif

“Kita akan membina usaha-usaha produktif yang siap berkompetisi di pasar internasional,” ujar Said, Selasa (6/5/2018).

Selain Unsyiah, juga tercatat inkubator dari beberapa perguruan tinggi dan lembaga di Indonesia. Mereka adalah inkubator dari Universitas Airlangga, Universitas Muslim Indonesia Makassar, Politeknik Negeri Kupang, Universitas Sriwijaya, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Pusinov LIPI, Maleo Techno Park, STIMIK Primakara Bali, Inkubator Asosiasi Klaster Indonesia, PGRI Semarang, dan Inkubator Skystar Venture.

Prof. Said menambahkan, kedua belas inkubator ini telah melakukan perjanjian kerja sama program pengembangan inkubator bersama Kemenristekdikti di Surabaya pada tanggal 23-26 Mei lalu. Ia menambahkan, pada kesempatan tersebut juga dilakukan pelatihan konsep inkubator bisnis teknologi dan kick off-meeting yang dibuka oleh dirjen Kelembagaan Ipteks dan Dikti, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc.

Ia berharap dengan terpilihnya inkubator Unsyiah ini, dapat mendorong dan menfasilitasi ide-ide kreatif dan inovasi dosen serta mahasiswa untuk pengembangan usaha yang bernilai daya saing.

“Kita ingin menjadi pusat kewirausahaan yang dapat mengembangkan usaha dan inovasi sehingga memiliki daya saing di tingkat lokal maupun nasional,” pungkas Prof. Said.