MEDAN - Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) I/BB, Kolonel Edi Hartono, mengatakan, pengeroyokan terhadap kontributor MetroTV di Dairi, Rudianto Sinaga;, Ketua Satgas DPD Ikatan Pemuda Karya (IPK) Dairi, Foreman Tobing; Sekretaris IPK Dairi, Erikson Purba dan pengerusakan kantor DPD IPK Dairi oleh oknum anggota TNI AD dari Yonif 125 Simbisa Kompi C Sidikalang pada Rabu (30/5/2018) dipicu oleh senggolan kendaraan.

"Sebelumnya saya menyesalkan terjadinya kejadian pemukulan ini. Semestinya ini tidak perlu terjadi, manakala dari pihak-pihak yang bertikai, dengan kepala dingin berniat benar-benar ingin menyelesaikan secara damai. Namun demikian ini toh sudah terjadi, kita sama-sama menyesalkan," ungkapnya kepada wartawan, di Medan.

Selain itu, Edi juga menegaskan peristiwa pemukulan ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah politik. Pemukulan itu, kata dia murni bermula dari terjadinya senggolan kendaraan, pada Minggu (27/5/2018) sekitar pukul 13.00 WIB.

"Pemukulan juga bukan dilakukan oleh belasan orang anggota TNI seperti yang diberitakan di media online. Melainkan hanya oleh 4 orang," sebutnya.

Edi menjelaskan, pada saat itu, anggota TNI yang berjumlah 4 orang menggunakan 2 unit sepeda motor, bergerak dari arah Hutamanik menuju Sidkalang untuk kembali ke satuan setelah menghadiri satu acara.

Tetapi diperjalanan, mereka disenggol oleh salah satu kendaraan roda 4 jenis Avanza, sehingga salah satu kendaraan anggota TNI jatuh ke parit. Namun kendaraan yang menyenggol tetap melanjutkan perjalanannya.

"Karena terjatuh anggota lalu mengejar dan mobil berhenti di lapangan yang mana digunakan sebagai tempat kampanye salah satu calon Bupati Dairi. Di sana sempat terjadi cekcok mulut, dan hal ini diketahui lalu dilerai Kapolsek Sumbul," jelasnya.

Ketika itu, sambung Edi, kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai. Selanjutnya, mereka berjanji untuk bertemu di rumah makan Padang Raya.

"Akan tetapi pada waktu yang ditentukan, 4 anggota TNI datang ketempat yang dijanjikan, namun tidak bertemu. Kemudian mereka ditelepon supaya datang ke kantor ormas, namun sampai di sana juga tidak bertemu. Lalu ditelepon lagi ke tempat lain tapi juga belum bertemu, sehingga akhirnya dijanjikan lagi dan bertemu di kantor ormas mereka," terangnya.

Menurut Edi, karena mungkin awalnya anggota TNI yang merasa seperti dibola-bola, kemudian terjadi pembicaraan yang tidak mengenakkan, membuat anggota TNI menjadi emosi. Sehingga selanjutnya terjadilah peristiwa pemukulan tersebut.

"Tapi kebetulan di dalam, ada kawan kita sebagai salah satu kontributor media. Anggota kita sama sekali nggak tahu kalau ada teman kita dari media," tuturnya.

Karenanya, ujar Edi, penjelasan ini sekaligus juga untuk membantah, pemukulan tersebut dilakukan oleh belasan orang anggota TNI. Lalu kata dia, tidak ada sama sekali kaitan dengan masalah politik, melainkan hanya karena kebetulan mobil yang dikejar masuk ke arena kampanye.

"Soal pengeroyokan terhadap teman media, kan sama-sama kita ketahui hubungan kita dengan teman media baik. Tapi itu terjadi karena mereka tidak mengenal," sebutnya.

Terkait masalah ini, Edi mengakui jika kasusnya sedang ditangani oleh Sub Denpom Dairi. Untuk itu ia menyebutkan agar menunggu proses penyelidikannya.

"Jadi kita sama-sama menunggu proses penyelidikannya ya dari Polisi Militer," pungkasnya. ***