JAKARTA - Untuk kali kesekian, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak masyarakat Indonesia, khususnya para pejabat negara untuk meneladani sosok seorang KH. Agus Salim. Seorang diplomat yang juga ulama, menguasai 9 bahasa, sekaligus peletak dasar-dasar diplomasi di awal Indonesia merdeka.

"Rumahnya ngontrak dan tidak punya mobil, tapi dibilang miskin oleh temannya dia marah, dia bilang belum punya uang. Dia memiliki prinsip yang sangat terkenal, jadi pemimpin adalah jalan untuk menderita," kata Zulkifli Hasan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan pada peluncuran buku "Membangun Negeri Dengan Hati", karya Dr. Wawan Wahyudin (Wakil Rektor UIN Banten). Acara tersebut berlangsung di Ruang Press Room (Media Center) parlemen, Lobi Gedung Nusantara III, Rabu (30/5). Ikut hadir pada acara tersebut anggota Fraksi PAN MPR Yandri Susanto dan penulis buku Membangun Negeri Dengan Hati Wawan Wahyudin.

Agus Salim di jadikan sebagai sosok pembanding, oleh Ketua MPR untuk melihat kondisi masyarakat yang saat ini makin hedonistik dan materialistik, seperti yang disampaikan dalam buku Membangun Negeri Dengan Hati. Kalau tidak diantisipasi, kata ketua MPR sifat hedonistik dan materialiustik itu akan merusak bangsa Indonesia.

"Setelah reformasi, semua menjadi transaksional. Menjadi kepala daerah, kepala dinas hingga kepala Sekolah harus dengan uang. Ini tidak baik, kita harus kembali kepada nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang kita," kata Zulkifli menambahkan.

Dengan menerapkan nilai-nilai luhur, bangsa Indonesia akan kembali menuju kepada sistem demokrasi yang saling menghargai dan menghormati.

Karena itu kata Zulkifli, penting bagi masyarakat untuk membaca buku Membangun Negeri Dengan Hati.***