UNIVERSITAS Syiah Kuala kembali mengukuhkan empat Guru Besar melalui Rapat Senat Terbuka yang dipimpin oleh Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Gedung AAC Dayan Dawood, Rabu (30/5/2018). Keempat Guru Besar ini yakni Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, M.A, Prof. Dr. Dr. Maimun Syukri, Sp. PD-KGH, Prof. Dr. Syahrun Nur Madjid, S.Si., M.Si dan Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T.

Mereka kemudian menyampaikan orasi ilmiahnya. Di mulai dari Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, M.A dengan judul Perubahan Iklim Global: Dampak, Ketahanan, dan Adaptasi Masyarakat Pedesaan. Lalu Prof. Dr. Dr. Maimun Syukri, Sp. PD-KGH dengan judul Modifikasi Pola Hidup Sebagai Premordial Prevention Penyakit Ginjal Kronik.

Dilanjutkan Prof. Dr. Syahrun Nur Madjid, S.Si., M.Si dengan judul Teknik Spektroskopi Plasma Laser di Masa Depan. Dan Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T dengan judul Peluang dan Pemanfaatan Limbah Padat Pertanian sebagai Bahan Penguat pada Polimer Bionanokomposit.

Rektor menjelaskan, dengan pengukuhan ini maka jumlah total Guru Besar di Unsyiah menjadi 53 orang. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka laju pertambahan Guru Besar di Unsyiah tahun ini lebih baik. Sebab jumlah Guru Besar yang dikukuhkan pada periode pertama pada hari ini, sama dengan jumlah total Guru Besar yang dikukuhkan pada tahun lalu.

“Jika laju pertambahan ini bisa kita pertahankan atau bahkan ditingkatkan lagi, maka Insya Allah, harapan besar kita untuk memiliki 200 orang Guru Besar di Unsyiah, akan segera terealisasi,” kata Rektor.

Rektor juga sangat mengapresiasi kepakaran dari keempat Guru Besar Unsyiah yang baru ini. Misalnya kepakaran yang dimiliki oleh Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, M.A., di bidang Ilmu Sosiologi Pedesaan, sangat diperlukan untuk menyelami lebih dalam tentang dampak perubahan iklim global terhadap ketahanan dan adaptasi masyarakat di pedesaan.

Fenomena perubahan iklim global menjadi sangat relevan kaitannya dengan masyarakat pedesaan. Ketergantungan hidup penduduk pedesaan pada pertanian dan sumber daya alam lainnya, membuat mereka sangat tergantung dan sensitif terhadap perubahan iklim

“Oleh karena itu, kepakaran Prof. Dr. Ir. Ahmad Humam Hamid, M.A. sangat dibutuhkan untuk mencari alternatif solusi terhadap permasalahan tersebut,” ujar Rektor.

Begitu pula dengan Kepakaran Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp. PD-KGH di bidang nefrologi dan hipertensi akan memberi warna positif dalam bidang kajian ini. Sebab salah salah satu klaim paling besar di Indonesia dalam mengatasi masalah kesehatan, yaitu dari penyakit gagal ginjal kronik.

Penyebab penyakit ini sangat didominasi oleh infeksi, namun seiring perkembangan zaman, jumlah gagal ginjal kronik akibat diabetes dan hipertensi semakin meningkat, sehingga diperlukan upaya khusus untuk mengatasi masalah tersebut.

“Untuk itulah kepakaran Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp. PD-KGH insya Allah akan memberi kontribusi signifikan dalam berbagai studi epidemiologi dan penelitian preventif untuk penyakit kronis tersebut,” kata Rektor.

Sementara dua Guru Besar lainnya juga memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam berbagai permasalahan bangsa saat ini. Indonesia yang umumnya memiliki sumber daya alam yang berlimpah terutama biomasa dari bidang pertanian, membuka peluang besar untuk kepakaran Kimia Organik dari Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T.

Khususnya pada penelitian dalam pengembangan material polimer sebagai polimer bionanokomposit yang berbasis biomasa masih sangat dibutuhkan di Indonesia, terutama untuk memanfaatkan limbah-limbah pertanian yang tidak memiliki nilai ekonomis sama sekali.

Limbah-limbah padat pertanian ini yang memiliki kandungan lignoselulosa dan serat, dapat diolah menjadi bahan yang mempunyai nilai tambah sebagai bahan penguat pada polimer komposit, terutama dalam mengantikan bahan-bahan yang berbasis minyak bumi dan gas alam, yang semakin menipis ketersediaannya.

“Maka kepakaran yang dimiliki oleh Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T. sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan dan mendukung penelitian ini,” kata Rektor.

Di sisi lain, aplikasi dan pengembangan teknik spektroskopi plasma laser yang digeluti oleh Prof. Dr. Syahrun Nur Madjid, S.Si., M.Si. akan sangat berpotensi untuk mendukung riset bionanokomposit dan berbagai riset bidang material lainnya.

Dalam beberapa dekade, teknik spektroskopi plasma laser telah diaplikasikan pada bidang pengujian dan investigasi material di industri dan penelitian-penelitian di laboratorium. Namun menurut Rektor, Indonesia sejauh ini belum memiliki basis penelitian dasar yang kuat untuk menghasilkan ilmu terapan yang unggul.

“Oleh karena itu Kepakaran Prof. Dr. Syahrun Nur Madjid, S.Si., M.Si. Di bidang ilmu dasar, khususnya bidang ilmu optoelektronika insya Allah akan memperkaya dan memberi kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan bidang ilmu dasar di Indonesia,” pungkas Rektor.