SIANTAR - Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah menghadiri acara berbuka puasa bersama para ulama dari berbagai pondok pesantren (ponpes) se Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, di Balai Rahmat Taman Hewan Pematangsiantar, Senin (28/5/2018).

Hadir Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah, Pendiri Taman Hewan Pematangsiantar, Dr Rahmat Shah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Siantar, Muhammad Ali Lubis, Ketua MUI Simalungun, H Abdul Halim Lubis, Rektor UIN Sumut, Prof Saidurrahman, Ketua LPTQ Siantar Ridwan Syahputra, Ketua IPQA Siantar Rafii Nasir, Anggota DPRD Simalungun Sulaiman Sinaga,
Tuan Guru Majelis Zikir Thariqat Naqsyabandiyah, Syekh H Ahmad Sabban, seratusan anak yatim piatu dan sejumlah ormas Islam Kota Pematangsiantar.

Dalam kesempatannya, Ijeck mengucapkan terima kasih kepada pendiri Taman Hewan Pematangsiantar, Rahmat Shah yang telah menggelar acara tersebut.

"Saya bersama Pak Edy memohon doa dan dukungan dari semua undangan yang berhadir. Semoga apa yang menjadi tujuan, niat dan perjuangan kami tidak ada halangan dan rintangan yang berarti hingga hari pencoblosan nanti. Dan semoga doa kita di bulan penuh barokah ini diijabah Allah SWT," kata Ijeck.

Kedatangan dirinya ke sana, kata Ijeck, bukanlah kali perdana melainkan sudah beberapa kali dalam sejumlah momen dan kegiatan yang mengundang dirinya dan Cagubsu nomor urut satu, Edy Rahmayadi.

Kesempatan itu Ijeck kembali mengingatkan dan mengajak masyarakat agar menggunakan hak pilih yakni pada 27 Juni mendatang.

"Saya mengajak kita yang hadir semua di sini untuk saling mengingatkan keluarga dan sanak saudara kita, kiranya datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk memilih pemimpin yang kita yakini mampu membawa Sumut lebih baik ke depan. Dan tentunya memilih pemimpin yang Insyaallah menjadikan Sumut lebih bermartabat dan cinta kepada masyarakat serta takut kepada Allah SWT," katanya.

Rektor UINSU Prof Saidurrahman menyampaikan tak bisa dipungkiri bahwa saat ini tokoh pendidikan di Sumut yakni H Anif yang merupakan Abang Rahmat Shah dan juga ayah kandung Ijeck.

"Jawabannya adalah Pak Anif dan keluarga. Buktinya di USU, Unimed dan UIN Sumut, ada gedung atas nama Pak Anif," katanya.

Ia menegaskan, memilih pemimpin seakidah merupakan kewajiban Umat Muslim yang mana nilainya sama dengan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Memilih pemimpin muslim-muslim artinya lebih dari mempertahankan NKRI harga mati," tegasnya.

Ketua MUI Siantar, Ali Lubis memuji karya dan kebaikan Rahmat Shah yang sudah banyak berbuat bagi masyarakat terutama di Sumut.

"Sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungan sekitarnya. Semoga melalui acara ini betul-betul menjadi rahmat bagi Pak Rahmat Shah dan keluarga," katanya.

Wali Kota Siantar Hefriansyah juga turut menyanjung Rahmat Shah yang sudah menjadikan Taman Hewan Pematangsiantar sebagai destinasi wisata favorit yang tidak hanya dikunjungi warga setempat melainkan warga Sumut.

Di sisi lain ia berharap, kiranya momen Pilgubsu kali ini menjadi sarana bagi masyarakat memilih pemimpin sesuai kriteria dan pilihan hati. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat turut menyukseskan Pilkada serentak 2018.
Berantas Narkoba

Sebelumnya, Rahmat Shah mengajak seluruh komponen masyarakat tidak membiarkan para kepala daerah di Sumut bekerja sendiri baik dalam hal pembangunan, kesejahteraan masyarakat dan terpenting untuk memberantas narkoba yang kian massif.

Dirinya mengaku begitu terinspirasi dengan konsep Marsipature Hutanabe, yang pernah digagas Gubsu Raja Inal Siregar.

"Mudah-mudahan kehadiran kita di acara hari ini dapat memberi manfaat. Dan kiranya kita terus membangun untuk kebaikan bersama," katanya.

Ia berpesan kepada Ijeck dan Edy Rahmayadi jika diberi amanah memimpin Sumut sampai 2023, agar menggalakkan pemberantasan narkoba di daerah ini.

Karena narkoba sangat berbahaya dan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, serta merusak masa depan generasi muda bangsa.

"Saya juga berpesan agar datang ke TPS pada 27 Juni mendatang. Kita (Umat Muslim) memang kuat, banyak pengikutnya tapi kalah karena tidak kompak. Inilah yang harus jadi perhatian dan kesadaran kita bersama," katanya.