JAKARTA - Sekelompok aktivis melakukan eksperimen sosial mengenai pakaian Muslimah cadar atau niqab di Jakarta Selatan, baru-baru ini. Ekspresimen ini bermaksud menyampaikan pesan akan bagaimana sikap masyarakat terhadap cadar/niqab.

Untuk Melihat Video Tersebut, Klik Disini

"Teman-teman, sore ini saya berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Dan akan melakukan social experiment terhadap saudari-saudari kita yang bercadar berniqab, bagaimana respons masyarakat yang di sekitar sini. Bagaimana sikap mereka, apakah mereka merasa aman dengan keberadaan saudara-saudara kita, ataukah mereka malah menjauh,".

"Kita saksikan sama-sama bagaimana social experiment ini berjalan," tutur salah seorang pria menyampaikan pengantarnya dalam video rekaman yang diunggah ke laman berbagi di Youtube.

Dalam ekspresimen itu, dua orang Muslimah bercadar serta seorang pria berjanggut, bersorban, dan bercelana cingkrang berdiri di depan sebuah toko.

Mereka memegang dan memamerkan poster bertuliskan "PELUK SAYA JIKA ANDA MERASA AMAN DENGAN KEBERADAAN SAYA" dan "JIKA ANDA PEREMPUAN, PELUK SAYA" pada poster yang dipegang Muslimah lainnya.

Sementara sang pria yang ditutup matanya itu membawa poster bertuliskan "JIKA ANDA LELAKI, PELUK SAYA" untuk mewakili kaum Adam dalam mengekspresikan sikap mereka terhadap Muslimah bercadar. Eksperimen ini menyasar warga masyarakat siapa saja yang melintas di sekitar mereka.

Dan Hasilnya, Sungguh Tak Terduga

Dalam video berdurasi 05.59 menit itu, sedikitnya 26 orang mengekpresikan perasaan aman dan senangnya atas keberadaan Muslimah bercadar dan Muslim berjanggut tersebut. Video ini hingga Sabtu (19/05/2018) malam, masih dibanjiri komentar positif dari netizen.

Dua puluh enam orang itu terdiri atas 16 wanita dan 10 pria. Dari 16 wanita itu, terdapat 8 orang yang tidak berjilbab yang memeluk kedua Muslimah bercadar dan berjilbab besar warna gelap tersebut. Seakan membuktikan bahwa cadar bisa diterima oleh berbagai kalangan kaum Hawa yang tak berhijab sekalipun.

Awalnya, tiga orang wanita hendak melintas di depan toko makanan itu. Salah seorang darinya yang melihat pemandangan unik itu langsung berbelok arah ke situ dan menunjukkan ketertarikannya untuk berpartisipasi. Sambil sedang memegang ponsel, ia bergegas menghampiri kedua Muslimah bercadar sembari merenggangkan kedua tangannya bersiap memeluk, seakan bertemu sahabat lamanya setelah sekian lama.

Disusul kemudian dua teman jalannya tadi, seorang wanita berjilbab merah dan yang lainnya tak mengenakan jilbab, turut memeluk dan bercipika-cipiki dengan kedua Muslimah bercadar.

Warga lainnya yang melintas bersikap kurang lebih sama. Bahkan, salah seorang wanita tak berjilbab yang tampak berparas Tionghoa begitu antusias mendekat kepada keduanya, lalu memeluknya. Menyampaikan pesan rasa aman dan nyamannya atas keberadaan pengguna cadar.

Ia menyempatkan diri berbarengan mereka untuk diambil gambarnya, sambil ia mengucapkan sepatah dua kata yang sepertinya bentuk dukungannya atas Muslimah bercadar. Ia pun mengaku tak percaya pemeluk agama islam sebagai teroris.

Masyarakat yang melintas berbondong-bondong datang bergabung, lantas meminta berfoto bareng dengan para Muslimah bercadar tersebut, lalu pergi, mengirimkan pesan kepada publik bahwa "mereka aman dengan para pengguna cadar".

Menariknya lagi, ada salah seorang wanita lainnya memeluk kedua Muslimah bercadar itu dengan begitu emosional selama sekitar 60 detik, terlama dari sekian partisipan. Dari gestur tubuh dan gerakan tangannya yang menyapu ke kedua bola matanya, wanita ini tampaknya merasa terharu atas momentum tersebut.

Masyarakat yang melintas ada yang datang sendiri-sendiri maupun berkelompok lalu mengantre untuk memeluk dan bercipika-cipiki dengan kedua Muslimah bercadar itu.

Momen demi momen setiap pelukan kaum hawa terhadap para Muslimah bercadar itu meninggalkan pesan keharuan tersendiri bahkan bagi pelaku eksperimen tersebut. Suasana di depan toko tersebut begitu menghangat dan mengharukan.

Sementara sang pria berjanggut tadi, cukup beragam pula masyarakat yang menghampirinya. Misalnya, salah seorang karyawan swasta yang menyempatkan diri singgah berangkulan dengan pria berjanggut itu, lalu melanjutkan pekerjaannya sambil mendorong -sepertinya- sebuah tempat sampah.

Video itu mengundang rasa haru penontonnya, termasuk salah seorang ibu rumah tangga di Depok, Jawa Barat.

"(Saya) jadi gimana gitu, terharu. Sedih aku," ungkapnya.

"Saya menangis tersedu2, karna hal ini yg saya alami , banyak orang yg berpikir negatif , memandang kami muslimah yg bercadar sebagai teroris Di hina di caci di nyinyirin Pdhl kami para akhwat bercadar hanya ingin taat , menutup aurat scra smpurna , kami pun msh banyak dosa , kami bukan wanita suci yg tnpa dosa Kami hanya btuh dukungan agar kami senantiasa istiqomah , bukan olok2an bukan hinaan , dan yg pling pntg kami bukan teroris," tulis akun Rei Ni dalam kolom komentar pada unggahan itu.

Berdasarkan catatan, ada sebagian kecil orang yang mengabaikan ekspresimen tersebut, sekitar 5 pengguna jalan yang melintas dan tidak ambil bagian.

"Islam adalah agama kasih. "Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-Nya yang penyayang," pesan tertulis di penghujung video yang terus mem-viral itu.

Siapakah yang Punya Ide Eksperimen Itu?

Dia adalah Ustad Zaki Ali. AADC 'Ada Apa Dengan Cadar', itulah tema eksperimen ustad tersebut.

Tak tanggung-tanggung, dia melaksanakan percobaannya tersebut di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Selatan.

Melakukan eksperimennya, ustad Zaki Ali melibatkan dua orang wanita bercadar dan seorang pria yang mengenakan celana 'cingkrang'.

Si pria melakukan eksperimen dengan ditutup matanya. Ustad Zaki Ali ingin tahu bagaimana sikap masyarakat melihat ketiga orang tersebut.

Apakah mereka merasa aman dengan keberadaan saudara-saudara yang berpenampilan seperti itu.

Ataukah, masyarakat justru menjauh karena merasa takut.***