MEDAN - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Medan berupaya agar beberapa harga komoditi utama, khususnya pangan dapat ditekan agar inflasi tetap terjaga dengan baik. Apalagi Kota Medan diketahui sebagai salah satu dengan penyumbang inflasi terbesar mencapai 82 persen. Seperti yang disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Arief Budi Santoso mengatakan hal itu kepada wartawan usai dirinya bersama Walikota Medan HT Dzulmi Eldin meresmikan “Kedai Kota” di Pusat Pasar Medan, Kamis (17/5/2018).

Salah satu caranya, jelas Arief, dengan mendirikan Kedai Kita yang digagas TPID bersama Pemko Medan. Jadi tokonya milik Pemko Medan, barang-barang yang dijual dari stok Bulog. Terdapat enam komoditi utama pangan yang dijual di sana dengan harga relatif murah dibanding dari harga di pasaran.

Komoditi yang dijual antara lain beras Kita Rp9.500 per kg, beras Kita OP Rp9.250 per kg, beras Kita Premium Rp10.500 per kg, beras Moris Rp9.800 per kg, beras Poci Premium Rp12.000 per kg, minyak goreng Kita Rp12.500 per liter, minyak goreng Family Rp11.000 per liter, gula Manis Kita Rp12.000 per kg, tepung Kita, daging Kita (daging impor beku) Rp80.000 per kg dan telur Rp950 per butir.

“Pendirian Kedai Kita tidak hanya pada bulan puasa Ramadhan saja, tapi juga untuk menjaga stabilitas harga pangan dalam upaya menekan inflasi,” terangnya.

Bila Kedai Kita di Pusat Pasar ini berjalan dengan baik, Arief menyebut tidak tertutup kemungkinan akan dibuka di tempat lain di beberapa pasar yang menjadi survei bahan pokok oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Jika Kota Medan berhasil menekan inflasi maka pengaruhnya ke inflasi Sumut juga akan terjaga dengan baik pula.

“Pembukaan Kedai Kita ini salah satu langkah dari TPID Kota Medan untuk menjaga harga bahan pangan,” ujarnya.

Tujuan Kedai Kita bukan untuk bersaing dengan pedagang lain, tapi utamanya supaya harga-harga terjaga dengan baik, terutama cabai merah, bawang merah, bawang putih dan beras yang cenderung saat ini sebagai komoditi pemicu inflasi.

Wali kota Medan, Dzulmi Eldin menambahkan bahwa adanya “Kedai Kita” ini diharapkan bisa memberikan andil dalam mengendalikan kestabilan harga kebutuhan pokok. Sebab biasanya menjelang Ramadhan dan Lebaran harga bahan pokok cenderung mengalami kenaikan.

“Dengan adanya Kedai Kita ini masyarakat juga dipermudah dan harganya relatif lebih rendah dari harga di pasaran,” katanya.

Pemerintah menurut Eldin, begitu intens bagaimana masyarakat mendapatkan harga bahan pangan yang terjangkau. Kedai Kita ini selain transaksi jual beli, juga terjalinnya silaturahmi antara pedagang dan pembeli.

Pada hari yang sama, BI juga melaksanakan penukaran uang pecahan kecil di depan toko Kedai Kita tersebut dengan satu mobil kas keliling.

“Jadi mobil jas ini untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan uang pecahan kecil,” tutupnya.