MEDAN - Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengungkapkan bahwa harga daging sudah mulai naik sejak perdagangan kemarin. Saat ini, harganya dijual dikisaran Rp120 ribu hingga Ro130 ribu atau kisaran naik sekitar Rp10 ribu per kilogramnya. “Kenaikan harga daging tersebut sudah sesuai ekspektasi harga yang saya perkirakan sebelumnya. Jadi, kita tidak perlu meributkan harga daging sapi tersebut. Karena memang berdasarkan hitungan saya kenaikannya saat ini wajar. Yang paling penting adalah ketersediaan pasokan sapi potong itu sendiri. Dan sejauh ini pasokan tersedia cukup. Kenaikan harga daging sapi ini lebih dikarenakan oleh kebijakan pedagang yang mensiasati banyaknya bagian sapi terbuang,” kata Gunawan, Kamis (17/5/2018).

Lanjutnya, seperti kaki, kulit, kepala, tulang, jeroan, darah dan isi perut. Memang pada dasarnya bagian-bagian tersebut akan dibuang begitu saja. Namun, bagian-bagian yang disebutkan tadi sulit untuk terjual. Karena saat ini masyarakat lebih membutuhkan dagingnya saja.

“Kita akan terus memantau harga daging sapi tersebut. Dan kita akan terus evaluasi kemungkinan-kemungkinan yang membuat harga daging sapi kemahalan. Namun sejauh ini kenaikannya masih alam batas ambang yang wajar,” terangnya.

Selain daging sapi, daging ayam juga turut naik saat ini. Tingginya permintaan akan komoditas daging itu bisa mendekati angka kenaikan 300% di awal Ramadhan. Harga daging sayam saat ini bertengger dikisaran Rp32 ribu per Kg. Kenaikan permintaan ditambah dengan menurunnya pasokan pada sumber protein lain menjadikan harga daging ayam mengalami kenaikan.

“Masyarakat tidak perlu panik, semua masih terkendali. Ini dikarenakan faktor konsumsi musiman yang sifatnya hanya sementara. Kita harapkan masyarakat bijak dalam mengkonsumsi kebutuhan akan protein. Masih banyak sumber protein lain yang bisa dijadikan santapan di rumah. Tidak melulu harus daging. Masih ada produk turunan kacang kedelai ataupun telur ayam,” tutupnya.