MEDAN - Sejak Senin kemarin, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah hingga level 5.738. Pelemahan yang sudah berangsur selama beberapa hari ini membuat harga saham-saham di berbagai sektor menjadi lebih murah. Namun, IHSG pada hari ini berhasil ditutup menguat sebesar 3,3 basis poin atau naik 0,05% di level 5.841. Level tertinggi IHSG berada di level 5.841 dan level terendah berada di level 5.738 IHSG terlihat rebound menjelang sesi akhir dan berhasil ditutup di zona hijau.

“Saat ini, dolar AS menguat 0,06% terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Penguatan dolar AS ini merupakan yang tertinggi dalam 5 bulan ini dan memberikan daya tarik tersendiri bagi investor di pasar obligasi Amerika Serikat. Sehingga mendorong permintaan obligasi AS lebh besar lagi. Hal ini mendorong lelang SUN yang dilakukan pemerintah kemarin dirasa kurang menarik bila dibandingkan dengan SUN AS,” kata Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumut, Rabu (16/5/2018).

Tak hanya itu, Rilis data defisit Neraca keuangan dan Utang Luar negeri yang meningkat turut memberikan penekanan terhadap melemahnya nilai mata uang Rupiah. Nilai untuk mencegah pelemahan nilai tukar Rupiah yang lebih dalam lagi.

“Saya menyakini Bank Indonesia akan menaikkan Suku Bunga Acuan hingga 50bps dalam waktu dekat ini dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Kebiajakan kenaikan suku bunga ini sangat tepat untuk menarik kembali investor baik lokal dan asing. Dan menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS,” ucapnya.

Disamping itu, sentimen negatif baik dari dalam dan luar negeri yang kini menekan pergerakan IHSG. Sentimen dari dalam negeri terkait terorisme dan pengeboman yang terjadi di beberapa titik tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.

“Meskipun stabilitas keamanan Indonesia tidak terlalu mendukung namun saya menyakini, hal ini tidak terlalu mempengaruhi pergerakan saham di Bursa. Terbukti pada perdaganagn hari ini IHSG mampu ditutup rebound dan menguat,” tutupnya.