JAKARTA - Anggota komisi hukum DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan meminta Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh jangan mudah menyalahkan polisi dalam serangkaian teror dan yang baru saja terjadi di gereja Kota Surabaya.

"Saya minta Surya Paloh jangan memancing di air keruh, menyalahkan otoritas yang berwenang, minta Presiden mereposisi siapa yang bertugas di sana sebagai bukti negara hadir dan meyakinkan publik," ujar Arteria melalui siaran persnya yang diterima GoNews.co, Minggu (13/5).

Terkait bom Surabaya tersebut, Surya Paloh menyebut, bahwa peristiwa itu membuktikan bukan sekedar kecolongan, tetapi kelalaian besar.

Surya Paloh pun meminta Presiden segera bertindak tegas dan repositioning siapa saja yang perlu.

Menurut Arteria seharusnya dalam situasi sekarang Surya Paloh menyampaikan pandangan untuk membangun optimisme, meningkatkan spirit persatuan, dan menambah semangat semua pihak yang tengah bekerja keras menyelesaikan kasus.

"Apa beliau katarak? Tidak melihat teman-teman Polda Jatim, Polrestabes Surabaya Kota, Densus 88, Gegana, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan bahkan BIN (Badan Intelijen Negara) yang sudah bekerja sangat luar biasa," katanya.

Terorisme, kata Arteria, tidak bisa diselesaikan dengan cara sekedar menarik simpati dan minta mereposisi seseorang. Menurut Arteria itu namanya politik murahan.

"Penanganan terorisme itu butuh spirit persatuan, butuh dukungan rakyat semesta, minimal dari rasa takut dan tidak terlepas dari peta global teroris internasional," kata dia.

Sikap Arteria kepada Surya Paloh begitu keras. Dia menilai Surya Paloh tidak paham bahwa secara postur. Indonesia kata dia, merupakan negara yang menjadi target operasi terorisme karena luas wilayah yang begitu besar, potret negara kepulauan, lintas alur laut internasional, dan masih banyaknya rakyat miskin dan terbelakang serta maraknya paham radikal yang belakangan mewarnai konstelasi politik dalam negeri yang jauh dari peradaban.

"Saya sayangkan, beliau melakukan pernyataan yang keliru di waktu yang tidak tepat," pungkasnya. ***