PALAS - Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Padang Lawas, H.Ali Sutan Harahap (TSO) secara resmi menutup perkemahan Perimtaq ke-10, di bumi Perkemahan Torsipiramanuk, Desa Surodingin, Kecamatan Lubuk Barumun, Minggu (6/5/2018). Dalam kesempatannya, TSO menyampaikan, pendidikan kepramukaan termasuk dalam jalur pendidikan non formal sebagai salah satu pilar dalam sistem pendidikan nasional yang diperkarya dengan pendidikan nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berkhlak mulia, taat hukum, disiplin, menjungjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup.

Untuk itu, katanya, pentingnya penghayatan dan pengalaman tri satya dan dasa darma pramuka bagi segenap anggota pramuka.

“Satyaku kudarmakan darmaku kubaktikan adalah motto gerakan pramuka yang secara optimis gerakan pramuka akan berupaya untuk menciptakan generasi-generasi muda yang tangguh, beriman, bibit-bibit unggul di masa depan dalam rangka menyongsong Indonesia menjadi lebih baik," pesannya.

TSO juga mengingatkan agar anggota pramuka harus mengikuti berita di berbagai media tentang kejahatan, narkoba, tawuran dan kriminalitas serta berbagai kejadian yang dapat mengancam masa depan serta melemahkan modal sosial bangsa yang hidup dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia (NKRI).

"Namun anggota pramuka jangan terbawa arus pergaulan yang negatif, justru gerakan pramuka harus bisa menjadi benteng dalam mengatasi masalah-masalah kaum muda," timpalnya.

Puncak kegiatan Perimtaq ke-10 tahun ini dirangkai juga dengan peringatan Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad SAW sekaligus menyambut bulan suci Ramadan 1439 H. Kwarcab Palas. Peringatan ini dihadiri Al Ustad Abdil Muhadir Ritongan dari Medan untuk menyampaikan tausyiahnya kepada anggota pramuka dan ibu ibu pengajian dari desa sekitarnya yang juga turut hadir pada penutupan Perimtaq.

Di tempat yang sama, Sekretaris Kwarcab Palas, Zainuddin Hasibuan mengatakan, peringatan Isra’ Mi’raj ini pada intinya mengenang dan merenungkan perjalan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Hasil dari perjalanan itu diterimanya perintah melaksanakan sholat lima waktu sebagai kewajiban umat Islam.

"Secara umum hikmah yang terkandung didalamnya diantaranya adalah pembinaan mental spritual bagi kaum muslim dan muslimat serta anggota pramuka. Hal ini kita lakukan dalam upaya pembangunan fisik diimbangi dengan pembinaan mental spritual," jelasnya.

Melalui kegiatan ini, dia berharap, dapat membentuk insan-insan yang bertaqwa dan beriman sebagai modal dasar pembangunan nasional secara umum dan pembangunan Palas secara khusus bagi anggota pramuka dalam meningkatkan keiman dan ketaqwaan membentuk kepribadian yang berakhlak mulia.

Ketua Panitia Perimtaq ke 10, Gadombang Hasibuan mengatakan, anggota pramuka penegak dan penggalang yang telah mengikuti perlombaan selama berlangsungnya perkemahan, akan diumumkan nama nama pemenangnya sekaligus menerima tropi serta piagam penghargaan dari Kwarcab Pramuka Palas.

Disebutkannya, perimtaq ini diikuti sebanyak 1.779 peserta terdiri dari penggalang, penegak serta pendamping dari masing-masing Gudep.

Dia berharap, ilmu yang didapat selama mengikuti kegiatan perkemahan perimtaq dapat diemplementasikan untuk pengembangan kualitas anggota pramuka disetiap Gudep, sehingga memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.