MEDAN - Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis, mengatakan beras impor yang disediakan Perum Bulog untuk menekan harga beras di pasar kurang diminati.

"Saat sidak bersama Pak Wali Kota ke pasar tradisional, pedagang bilang beras impor milik bulog kurang diminati masyarakat," katanya, Rabu (2/5/2018).

Bob, sapaan karib Syarif Armansyah Lubis, menambahkan, saat sidak masih ada masyarakat yang menjual beras medium di atas HET (harga eceran tertinggi) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni Rp 9.950/kg untuk beras medium.

"Masyarakat tidak mau beli beras Bulog, yang ada di pasar harga beras medium di atas HET," jelasnya.

Maka dari itu, Bob mengatakan, dalam sepekan ke depan pihaknya akan menurunkan tim untuk melakukan sidang ke sejumlah pasar tradisional.

Menurutnya, hal itu dilakukan untuk mengecek harga kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadan.

"Mulai pekan ini tim turun mengecek, bukan hanya harga, masa kadaluarsa juga akan dilihat. Selain itu, untuk menstabilkan harga jelang Ramadan kami juga akan membuat pasar murah," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Divre Sumut, Benhur Ngakaimi, mengatakan, beras medium yang disediakannya sebenarnya sudah masuk ke dalam kategori beras premium.

"Secara teori kalau broken (kerusakan) atau patahan beras 15 % masuk kedalam kategori beras premium. Tapi, ini kami jual di bawah HET beras medium. Makanya masuk kategori beras medium," ungkapnya. ***