JAKARTA - Tim Nasional (Timnas) Softbal putra Indonesia sudah melampaui satu ganjalan untuk memenuhi ambisi menjadi finalis pada Kejuaraan Sofbol Asia Cup 2018.

Dalam pertandingan yang menggunakan sistem setengah kompetisi di Stadion Sofbol Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (24/4/2018), Tim Merah Putih mengalahkan tim kuat Philipina dengan skor 6-4.

Kemenangan Tim Softball putra Indonesia itu melalui perjuangan berat. Pasalnya, mereka harus dua kali bermain karena pertandingan yang berlangsung sampai pukul 18.00 WIB dihentikan.

Sebab, pertandingan sempat dihentikan karena belum tersedianya fasilitas lampu.

Pada pertandingan pertama, Senin (23/4/2018), Timnas Softball Indonesia sempat tertinggal 3-1 sebelum akhirnya menyamakan kedudukan 4-4. 

"Saya salut dengan perjuangan anak-anak. Motivasi mereka tetap tinggi mesti harus bertanding selama dua hari," kata Asisten Pelatih Timnas Sofbol Putra Indonesia, Leonardus Djarkasih usai pertandingan.

Menurut Leonardus, tidak gampang mengalahkan Philipina yang merupakan salah satu tim unggulan. Apalagi, Tim Philipina didominasi pemain senior yang sudah tampil pada Kejuaraan Dunia Sofbol.

"Kemenangan ini cukup membanggakan apalagi Timnas Sofbol Indonesia bermaterikan pemain muda yang kalah dalam jam terbang, dengan pemain Philipina," kata Leonardus.

"Kini, Timnas Sofbol Indonesia telah melewati satu ganjalan untuk memenuhi target finalis. Masih ada lawan berat yang akan dihadapi yakni Jepang yang merupakan juara Asia dan China Taipei," tambahnya.

Di Piala Asia ini, Indonesia sudah meraih tiga kemenangan. Pada pertandingan pembuka, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor telak 11-1. Dan, dipertandingan ketiga menang atas Hongkong dengam skor 15-7.

"Saya melihat permainan anak-anak cukup meningkat," kata Ketua Umum  PB Perbasasi, Andika Monoarfa yang rutin menyaksikan pertandingan.

Pada hari ketiga, Rabu (25/4/2018), Indonesia akan menghadapi Jepang dan Singapura.

Skuat Timnas Sofbol Putra Indonesia: Nelwan Yumame (Papua Barat),  Ferryanto (Kaltim), Aditya Pratama Hamzah (Sultra), Abriansyah (Sultra), Aditya Aulia Rachman (Jatim),  Ahmad Ronaldo (Lampung), Anggana Budiman (Jabar).

Heri Hairuman (Jabar), Dikdik Fauzi Darmawan (Dki Jakarta), Maliqul Mulqi Kentanadaku (Sultra), Luki Fidel Pacellengi (Sultra), Hermansyah (Kaltim), Rahman Yakin (Sultra),  Efrianto Tri Syahputra (Sultra), Elwin Nulmansyah (DKI Jakarta),  Alfan Sontiara (Jabar), dan Roli Mahendra (Kaltim).***