MEDAN Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Nurhajizah Marpaung, mengatakan ada dua modal yang wajib dimiliki oleh para kartini yang hidup di era milenial. Dua modal tersebut yakni pendidikan dan literasi teknologi.

Hal ini disampaikan Wagubsu saat menjadi salah satu Keynote Speaker dalam acara Kartini's Day di Aula Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Menurut Nurhajizah, mayoritas kaum perempuan Indonesia sudah tidak hidup di alam pingitan seperti yang diprihatinkan Kartini tempo dulu, melainkan sudah menikmati kehidupan di alam bebas. Khususnya menyangkut kebebasan memperoleh informasi dan edukasi.

"Oleh karena itu, berbicara soal keprihatinan terhadap kaum perempuan yang tertinggal karena masih dipingit dan tanpa pendidikan, menurut hemat saya, sekarang ini bukan lagi menjadi isu utama. Justru yang perlu kita bicarakan adalah apa yang bisa perempuan perbuat dengan kebebasan yang ia miliki saat ini," kata Nurhajizah.

Nuhajizah mengimbau hadirin yang mayoritas merupakan mahasiswi agar lebih berhati-hati dalam menyikapi kebebasan yang diterima di era milenial.

"Karena kebebasan yang dihadirkan oleh teknologi yang canggih sekarang ini bisa jadi berkah buat adik-adik, tetapi bisa juga menjadi bencana. Disinilah peran pendidikan dan literasi teknologi itu menjadi penting," ujarnya.

Berbekal pendidikan, sambungnya, perempuan akan menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, inovatif, kreatif, inisiatif, dinamis dan memiliki daya guna.

Dilanjutkannya, pendidikan juga mampu menajamkan jati diri wanita yang selalu lebih peka akan lingkungannya. Kepedulian, loyalitas, kelemah-lembutan, serta rasa ingin berbagi membuat wanita sebagai sosok yang bertanggung jawab, profesional, berdedikasi tinggi, dan menginspirasi banyak orang.

Selain itu, mendudukkan perempuan sebagai platform pendidikan akan memudahkan untuk memutus mata rantai kemiskinan dan menghapus kebodohan.

"Melalui pendidikan, wanita dapat berpartisipasi di ranah publik era modern dengan tetap menyeimbangkan kehidupan norma sosial serta hak dan kewajibannya sebagai wanita tentunya," jelas Nurhajizah.

Dia kemudian menjelaskan tentang literasi teknologi, yaitu cara berpikir bagaimana teknologi dapat menjadi sebuah alat yang dapat digunakan sebagai solusi untuk memecahkan masalah. Wagubsu berpesan agar kartini-kartini milenial harus mampu menggunakan teknologi-teknologi modern yang ada sebagai media untuk memperkuat jati diri.

"Dengan bekal literasi teknologi, perempuan bisa memanfaatkan teknologi untuk melawan kapitalisme, feodalisme, kekerasan, pelecehan, ketertindasan, serta sebagai senjata melawan ketidakadilan dan diskriminasi tanpa merusak atau menghilangkan identitas diri kita sebagai perempuan yang lemah lembut, peduli, dan penyayang," pungkas Wagubsu.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Damayanti Lubis, juga setuju bahwa pendidikan dan literasi teknologi menjadi bekal penting yang harus dimiliki kartini era milenial.

"Kalau ada yang bilang bahwa perempuan itu sekolahnya jangan tinggi-tinggi, itu tidak benar. Tidak hanya untuk karir, menjadi ibu rumah tangga pun perempuan harus cerdas," ucap Damayanti.

Turut hadir Keynote Speaker lainnya yaitu Staf Ahli Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Siar Anggretta Siagian, Dekan Kehutanan USU Siti Latiffah S.Hut M.Si Ph.D. Sedangkan Wagubsu Nurhajizah didampingi oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provsu, Nurlela.***