JAKARTA - Masyarakat Indonesia tentu masih ingat Presiden Jokowi murka melihat program pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan anggaran Rp3 miliar yang dibuat Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.

Nama programnya memang begitu mulia, namun sayang dalam pelaksanaan kegiatannya sangat tidak nyambung dan bikin ngelus dada.

Karena dari uang Rp3 miliar, biaya untuk pemulangan TKI dihabiskan Rp 500 juta, sisanya sebesar Rp 2,5 miliar habis untuk rapat dalam kantor, rapat luar kantor, rapat koordinasi, perjalanan daerah, ATK (alat tulis kantor), dan lain-lainnya.

Jadi pantas saja, kalau kita (masyarakat,red) ikut dongkol, orang Jokowi kala itu juga sampai ikut marah.

Belum lupa atas kejadian tersebut, Hanif Dhakiri kembali bikin ulah soal anggaran. Bahkan program dan anggaranya juga lagi-lagi tidak nyambung.

Hal ini diungkapkan Koordinator CBA, Jajang Nurjaman kepada GoNews.co, Jumat (20/4/2018).

Dimana Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memang memiliki beberapa program yang sekilas bermanfaat. Sebut saja program peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan kerja dan produktivitas.

"Sekilas, program atau kegiatan yang diklaim Menaker untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, serta meningkatkan produktivitas. Publik bisa terbius bahkan mungkin berdecak kagum sambil mengacungkan jari jempol kepada Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan (Kemenaker)," ujar Jajang.

"Namun jangan salah, program di atas hanyalah manis di judul saja. Pada kenyataannya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan jauh dari semangat nama programnya alias tidak nyambung," sesalnya.

Bagaimana tidak nyambung lanjut Jajang, judul programnya peningkatan kapasitas kelembagaan serta produktivitas. Namun yang dijalankan justru membeli mobil.

"Nah lho, dari sini saja kita mulai sedikit dongkol dan mencoba untuk berkhusnudzon (berbaik sangka). Mungkin saja, pembelian mobil ini guna menopang program pegawai Kemenaker di lapangan, agar lebih gesit dan gerak cepat dalam menjalankan tugasnya. Tapi sayang, tanpa bermaksud memanas-manasi masayarakat, kegiatan yang dijalankan yakni pembelian mobil ini memang tidak nyambung dengan nama programnya," paparnya.

Pembelian mobil ini kata dia, diperuntukan bagi pimpinan balai latihan kerja industri Kemenaker yang berlokasi di Aceh. Adapun uang Negara yang disiapkan untuk pembelian mobil pejabatnya menteri Hanif Dhakiri ini sebesar Rp393 juta ini untuk satu unit.

"Kelakuan pejabat Kemenaker ini bikin hati mengkal. Jangankan kita sebagai rakyat biasa, Presiden Jokowi saja pernah mengkal juga alias dongkol gara-gara ulah Hanif Dhakiri dengan program-program ngawurnya itu," pungkasnya.***