MEDAN - Sampah menumpuk, ditambah aroma tak sedap menjadi pemandangan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara, Sihar Sitorus saat menyusuri Sungai Bederah di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

Begitu tiba di Jalan Kapten Rahmad Buddin, Sihar memilih jalan kaki menuju pemukiman warga. Pendamping Calon Gubernur (Cagub) Djarot Saiful Hidayat itu turun dari mobilnya dan berjalan bersama warga yang telah menanti. Padahal, jarak ke pemukiman warga masih jauh, sekitar 200 meter. Begitu tiba, Sihar langsung disambut dan berbaur dengan warga.

Tak hanya orang tua dan anak muda yang mengerumuninya, anak-anak pun turut menyambut kedatangan pria murah senyum itu. Sihar sempat melihat pembuatan kapak yang dilakukan warga setempat. Bahkan, saat Sihar dikerumuni warga, seorang ibu menculiknya naik sepeda motor. Wanita yang bernama Nuraini itu membawa Sihar keliling perkampungan warga.

Usai itu, Sihar pun menyusuri sungai dengan menumpang sampan nelayan dari Jalan Kapten Rahmad Buddin.

Perlahan, Sihar naik dan duduk di atas sampan yang membawanya menyusuri sungai. Sihar juga tampak mengutip sampah dengan peralatan seadanya. Kondisi dan pemandangan pemukiman warga ini tampak kontras dengan berdiri megahnya perumahan mewah dengan gerbang besar, tepat di seberang sungai.

"Jujur, saya sedih, miris melihat kondisi Sungai Bederah seperti ini. Airnya kotor, aromanya tidak sedap dan banyak sampah," ungkap Sihar.

Sihar pun tak bisa membayangkan jika air sungai meluap dan menggenangi pemukiman warga. Potensi penyakit pun siap mendera warga. "Tidak bisa saya bayangkan bagaimana kalau hujan, air sungainya meluap dan rumah warga banjir. Pasti membawa bibit penyakit dan warga yang merasakan sakitnya," tuturnya.

Menurut Sihar, sepatutnya pemandangan tersebut harus dilakukan pembenahan. Dirinya pun mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan sehingga sungai tak hanya berpatok pada sektor perikanan saja. Namun, juga sektor pariwisata, hingga mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar.

"Sungai harus dijaga kelestariannya juga manfaatkan sungai ini menjadi sarana pariwisata. Mari kita sama-sama lakukan gotong royong dan jaga lingkungan," ajak Sihar.

Kembali ke daratan, anak-anak sudah menantinya. Penantian ini, seperti biasanya, anak-anak meminta bola kepada Sihar. Untuk yang satu ini, tak pernah satu kata pun Sihar menolak permintaan anak-anak tersebut. Ia pun mengabulkan permintaan anak-anak itu dan memberikan satu bola.

Namun, Sihar tak bisa beranjak. Satu bola tak cukup bagi anak-anak tersebut. Iya, pemukiman tersebut didominasi anak-anak. Dan dengan senang hati, Sihar pun memberikan dua bola. Sihar pun baru bisa melangkahkan kaki beranjak pergi. ***