MANDAILING NATAL – Tak ada proses yang mengkhianati hasil. Itulah yang dirasakan lulusan terbaik Pesantren Musthafawiyah 2018, Rafi Maswadi. Santri asal Bogor ini, tak menyangka mendapatkan beasiswa dari Ketua Yayasan Haji Anif, H Musa Rajekshah, untuk melanjutkan studi ke mana pun yang diinginkan Rafi. Suasana haru menyeruak saat beberapa lulusan terbaik Pesantren Musthafawiyah jatuh ke dalam pelukan ibunda dan ayah masing-masing, kemarin. Dengan sorban dan selempang khusus, mereka mengucap syukur dan berterima kasih atas perjuangan ayah dan bunda dalam menyekolahkan mereka di pesantren.

Ketua Yayasan Haji Anif, H Musa Rajekshah, yang turut hadir dalam prosesi kelulusan dan penyerahan ijazah santri itu tak mampu menyembunyikan kegembiraannya atas capaian para santri. Dia pun turut antre memberikan selamat pada para santri. Mengetahui Ijeck ada di barisan tamu, Rafi langsung memeluk Ijeck sekuatnya.

“Terimakasih atas kesempatan beasiswanya Bang,” kata Rafi.

Rupanya, Rafi sudah tahu bahwa posisinya sebagai santri terbaik mendapatkan hadiah khusus dari Yayasan Haji Anif yang dipimpin Ijeck. Setiap tahun, santri Pesantren Musthafawiyah terbaik memang diberikan apresiasi khusus seperti beasiswa oleh Ijeck. Rafi berhak atas beasiswa penuh untuk melanjutkan studi ke mana saja yang dia inginkan.

“InsyaAllah saya akan diskusi dulu dengan orangtua untuk tempat melanjutkan studi,” kata Rafi.

Musa Rajekshah, yang juga Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara, mengungkapkan Musthafawiyah bukanlah sesuatu yang baru bagi dirinya. Karena sejak dulu, keluarga besarnya telah memiliki kedekatan dengan keluarga pesantren tersebut.

"Pesantren Musthafawiyah ini bagi saya adalah keluarga, karena keluarga besar saya dengan Musthafawiyah sudah kenal sejak lama," ujar Ijeck.

Melihat raut wajah yang bahagia dari para santri/santriwati yang mengikuti wisuda kali ini, Ijeck pun mengungkapkan rasa senang bercampur haru. Selain itu, Ijeck juga percaya jika lulusan dari Musthafawiyah merupakan generasi yang siap untuk terjun ke masyarakat. Karena meskipun lulusan dari pesantren, para generasi tetap bisa bersaing dengan lulusan-lulusan dari manapun. Terbukti dengan terpukaunya Ijeck melihat pidato yang dibawakan oleh tiga santri, dengan bahasa yang berbeda-beda, seperti Inggris, Arab, dan Indonesia.

"Tadi saya berpikir pada saat akan pidato, dengan rasa percaya diri saya bisa pidato, tapi setelah tadi saya lihat santri/santriwati yang lebih dahulu berpidato dengan bahasa yang berbeda-beda, saya langsung berpikir bisa atau tidak saya berpidato seperti itu. Ini bukti kalau lulusan pesantren itu dapat bersaing dengan lulusan manapun. Saya juga mendorong alumni pesantren mau jadi pengusaha," katanya.

Sementara, Pimpinan pesantren Musthafawiyah, Musthafa Bakri Nasution, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Ijeck, karena telah jauh-jauh datang dari Medan.

Dia menjelaskan, nantinya pihaknya berniat untuk meningkatkan minat dan kemampuan santri Musthafawiyah dalam bidang Tahfidz Quran. Terlebih belum lama ini, Kementerian Agama pusat telah memberikan bantuan berupa gedung permanen di pesantren tersebut.  

"Nantinya agar Tahfidz Quran, tidak akan terlepas dari kurikulum di Musthafawiyah. Apalagi beberapa perguruan tinggi telah mensyaratkan beasiswa bagi para santri yang hafal Al Quran," ungkapnya.

Sementara, Ketua Pengurus Pusat Keluarga Abituren Musthafawiyah Dr Salamudin MA, mengucapkan selamat kepada para santri-santri yang akan diwisuda hari ini. Kali itu, ia teringat sewaktu diwisuda pada 23 tahun yang lalu. Dia pun mengungkapkan senang telah diberikan kesempatan belajar di Ponpes tersebut.

Pada acara tersebut, juga dihadiri oleh Bupati Mandailingnatal, Rektor IAIN Padangsidimpuan, Ketua STAIN Mandailingnatal, Ketua Gerindra, perwakilan Partai PKS, Kepala Kantor Kementerian Agama Mandailingnatal, Ketua Keluarga Abituren Musthafawiyah Pusat, Kapolres Mandailingnatal, serta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mandailingnatal. *