JAKARTA - Petinju andalan Indonesia Daud "Cino" Yordan mengaku siap tempur menghadapi petinju Rusia, Pavel Malikov dalam pertarungan tinju profesional kelas Ringan (61,2kg) perebutan gelar juara WBO Intercontinental, WBA Eliminator, dan WBA Asia yang digelar di DIVS, Ekaterinburg Rusia, Minggu (22/4/2018).

"Saya siap tempur menghadapi Malikov. Targetnya, saya harus menang dulu, kalau bisa menang KO ya lebih bagus lagi," kata Daud "Cino" Yordan ketika sowan ke Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (16/4/2018).

Kemenangan memang sangat penting bagi Daud Cino Jordan dalam mewujudkan keinginan menyandang sabuk gelar juara dunia.

Jika itu terwujud, maka dia akan mandatory fight dengan pemenang pertarungan antara Jorge Linares (Venezuela) melawan Vasyl Lomachenko (Ukraina) yang memperebutkan gelar lowong kelas Ringan WBA. 

Memang tidak mudah menaklukkan Pavel Malikov. Petinju berusia 32 tahun ini memikiki rekor bertanding 13 kali menang (5 KO) tanpa terkalahkan. Makanya, Daud menjalani persiapan khusus di Sasana Caja Laboral, Logrono, Spanyol, sejak pertengahan Januari lalu.

Petinju yang memiliki rekor 36 menang (25 KO) dan 3 kalah ini ditangani langsung Gabriel Campillo, mantan petinju kenamaan asal Spanyol yang juga eks pemegang sabuk juara dunia kelas berat ringan WBA. 

"Secara skill, saya tidak terlalu khawatir menghadapi dia. Meski siap, saya harus tetap hati-hati dan fokus karena Malikov adalah petinju bagus,"  kata Daud.

"Persiapan yang saya lakukan di Spanyol sudah maksimal apalagi banyak lawan latih tanding yang karakternya mirip dengan Malikov," kata mantan juara dunia IBO yang akan bertolak ke Rusia, Rabu (18/4/2018).

Sementara itu, Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono mengaku bangga dan senang dengan rencana pertarungan Daud Jordan melawan Malikov tersebut. Sebab, Daud sempat kehilangan gelar juara karena gagal bertanding di Paris dan Inggris.

"Saya berharap Daud bisa menang dan kembali juara. Kalau lawan Malikov menang, dia akan mendapat tiket menantang juara dunia WBA yang kini diperebutkan petinji Venezuela dan Ukraina," tandasnya.

Ia pun sangat mengapresiasi dan bangga atas prestasi yang dicapai Daud Jordan dalam cabang olah raga tinju kelas ringan WBA Internasional.

"Kita harus bersyukur di tengah pacekliknya prestasi Indonesia khususnya di tingkat dunia, muncul seorang anak bangsa bernama "Daud Cino” Jordan dengan meraih prestasi dunia dalam olah raga tinju profesional. Daud yang seorang anak kampung (daerah) telah menunjukkan kepada kita semua bahwa orang dari keluarga biasa saja bisa berprestasi di tingkat dunia melalui perjuangan yang luar biasa," ungkap Nono Sampono.

Mantan ketua umum PB Pertina masa bakti 2002-2007 ini menceritakan, prestasi yang dicapai Cino saat ini tidaklah mudah. Daud harus berlatih keras penuh kedisiplinan dan memiliki semangat pantang menyerah. 

"Saya mengambil Daud Jordan dari orang tuanya sejak dari bangku SMP. Melalui latihan dan perjuangan yang panjang, jatuh bangun, kalah menang. Diawali dari junior sampai senior tinju amatir, prestasi yang diraih sangat membanggakan, Daud Jordan berhasil menyabet juara nasional dan event-event internasional," tuturnya. 

Menurut Nono, Daud Jordan punya peluang seperti petinju Chris John. Bahkan diharapkan mencapai prestasi lebih tinggi seperti petinju dunia lainnya yaitu De Lahoya, Galaxy dan Manny Pacquiao.

Lebih jauh, mantan Komandan Koprs Marinir TNI AL ini menegaskan bahwa saat ini diperlukan anak-anak bangsa yang bisa mengangkat martabat bangsa Indonesia di tingkat internasional melalui prestasi olahraga. "DPD RI saat konsen dan komitmen untuk mengangkat prestasi anak anak daerah khususnya di bidang olahraga," tandasnya.

Sebagaimana diketahui bahwa nama-nama seperti Elias Pical, Chris John, Thomas Americo, Rudi Hartono, Liem Swi King, Iie Sumirat, Icuk Sugiarto, Susi Susanti, dan lain sebagainya telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di tingkat internasional.

"Prestasi bisa dilakukan siapa saja dan bidang apapun sesuai kemampuan dan kapasitasnya. Bila semua anak bangsa terutama generasi muda berlomba ingin mendapat prestasi, apalagi di tingkat internasional, niscaya Indonesia akan menjadi negara maju, Indonesia akan diakui dan dihormati dunia internasional," pungkasnya.***