LABUHANBATU - Dalam menghadapi pasar bebas, para lulusan sekolah dan perguruan tinggi dituntut memiliki standard kompetensi menurut keahliannya. Yaitu, pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan pendidikan formal. "Standard kompetensi yang jelas dapat membentuk kompetensi yang dibutuhkan pasar, sehingga sistem Link and Match dapat berjalan," sebut Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Labuhanbatu Elpin Riswan melalui Kepala Bidang Penempatan, Herlinawati Rambe, Selasa (10/4/2018).

Hal ini, sambungnya, sesuai dengan amanat Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang dinyatakan dalam Pasal 32 ayat (2) mengenai penempatan tenaga kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minta dan kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak azasi dan perlindungan.

"Beberapa aspek sikap kerja yang perlu dimiliki untuk dapat berkompetensi di pasar bebas, yakni hendaknya memiliki inisiatif dan kreatifitas, tanggung jawab, kemampuan kerjasama, pemahaman sistematis, kemampuan dan rasa kebersamaan," ujar Herlinawati.

Salah satu masalah di bidang ketenagakerjaan, adalah besarnya jumlah pengangguran. Akibatnya, tidak seimbangnya peningkatan jumlah kerja dibanding dengan pertumbuhan kesempatan kerja.

"Permasalahan lain pada umumnya, pencari kerja tidak mendapatkan pembekalan yang memadai untuk memahami kondisi potensi dirinya yang seharusnya dapat menjadi acuan bagi mereka untuk mengenali bakat, minat, kepribadian, potensi, serta kekurangan yang dimilikinya," jelas Herlinawati.

Sementara itu, narasumber Dinas Tenaga kerja Provinsi Sumatera Utara, Rahmadhani mengatakan, setiap jenis pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda. Misalnya, untuk jabatan Sales diperlukan seseorang yang dapat berkomunikasi dengan baik.

"Intinya, pencari kerja penting mengetahui sebanyak mungkin jenis jabatan dan prospeknya yang ada dalam dunia kerja. Sehingga memberikan keleluasaan dalam memilih pekerjaan," katanya.