Karo - Erupsi Gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Jumat (6/4/2018) sekira pukul 16.07 WIB mencapai setinggi 5 Km.

Menurut Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung Armen, mengatakan, kali ini erupsi awan panas yang terjadi tersebut mencapai setinggi 5 Km dengan jarak luncur 3,5 Km ke arah sektor tenggara-timur dan selatan-tenggara.

"Terjadi awan panas letusan dengan tinggi kolom abu lebih dari 5.000 meter dengan jarak luncur 3.500 meter ke arah sektor tenggara-timur dan selatan-tenggara," jelasnya.

Selain itu, sebelum terjadi erupsi, diketahui di Desa Tiga Pancur tepatnya sekitar jalan umum di warung Ojolali terjadi angin puting beliung yang mengakibatkan beberapa pohon tumbang.Namun saat ini pohon tumbang yang mengganggu jalan itu sudah dibersihkan dan situasi lalu lintas sudah kembali lancar.

"Erupsi tadi terjadi sekitar pukul 16.07 WIB," kata salah seorang petugas Pos PGA Sinabung, Armen Putra.

Armen menjelaskan, saat erupsi, terlihat letusan awan panas dengan tinggi kolom abu lebih dari 5000 meter dan jarak luncur 3500 meter.

"Angin mengarah ke sektor Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara," jelasnya.

Sementara wilayah yang terkena dampak erupsi hari ini adalah Desa Tiganderket. "Arah angin kesana, jadi abu sempat ke arah Tiganderket dan sampai saat ini kegempaannya masih ada," ungkap Armen.

Melihat status dan tingginya aktivitas Gunung Sinabung saat ini, Armen mengimbau kepada masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor Utara-Timur Gunung Sinabung.

"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," imbaunya.

Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir aliran Sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir.

"Potensi saat ini masih tinggi karena aktivitas Sinabung juga tinggi. Masyarakat juga diimbau agar menjauhi zona merah tersebut," pungkas Armen.