Medan - Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) serta Bus Rapid Transit (BRT) akan dijadikan sebagai salah satu proyek prioritas nasional tahun 2019.

Hal itu dikatakan Ade Hendra Putra dari Direktorat Kerjasama Publik - Swasta Rancang Bangun Bappenas dalam acara Konsultasi Publik KPBU Transportasi Kota Medan.

Kebijakan tersebut menyusul dukungan seluruh stakeholder, baik dari lokal Sumatera Utara maupun nasional agar sarana trans massal LRT dan BRT terealisasi di Kota Medan. Hak itu dituangkan dalam berita acara konsultasi publik yang turut ditandatangani perwakilan Bappenas, Kemenkeu, Kemenhub, Bappeda Sumut, Bappeda Medan dan sebagainya.

"Pembangunan LRT dan BRT ini akan menjadi salah satu prioritas proyek nasional terakhir pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama," kata Ade menjawab wartawan.

Atas pernyataan Bappenas serta kebijakan pemerintah pusat menjadikan pembangunan LRT dan BRT sebagai prioritas nasional, Kepala Bappeda Medan Wiriya Arrahman optimis bahwa September tahun depan tahapan ground breaking akan berlangsung.

Dikatakannya, sarana jalan sepanjang sekitar 17km akan dibangun untuk LRT, sedangkan BRT 18km lebih. Diupayakan tidak akan ada pemukiman atau hujan masyarakat terganggu sehingga pembebasan lahan seminim mungkin dilakukan.

Proyek ini diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 16 triliun dengan sumber pembiayaan dari pemerintah serta kalangan investor swasta.

"Pengerjaannya akan memakan waktu empat tahun hingga rampung," tegas Wiriya.

Dengan asumsi itu diperkirakan masyarakat Kota Medan sudah akan menikmati LRT dan BRT pada 2023. Dengan tarif hanya Rp 10.000.