MEDAN - Bank Indonesia memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan di 4.25%.Keputusan ini menyoroti bahwa BI terus berusaha untuk menjaga stabilitas makro dan keuangan serta mendorong ekonomi domestik. Walau begitu, para pengambil kebijakan di Indonesia mungkin lebih memikirkan untuk menjaga Rupiah guna menghindari arus keluar modal di kala Fed meningkatkan suku bunga.

“Rupiah mungkin akan tetap kuat, terutama mengingat Gubernur Agus Martowardojo telah memberi sinyal bahwa Bank Indonesia akan terus mengintervensi guna menjaga kurs Rupiah. Trader teknikal akan terus memantau perilaku USDIDR di kisaran 13750 menjelang akhir pekan ini. Dolar yang melemah pasca rapat Fed yang tidak se-hawkish yang diharapkan pasar dapat memberi dukungan untuk mata uang pasar berkembang,” kata Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM,

Menurutnya, Fed meningkatkan suku bunga ke level tertinggi sejak krisis finansial, tapi bulls tampak jelas tidak termotivasi.

“Walaupun seperti yang sudah sangat diperkirakan, suku bunga AS ditingkatkan 0.25% ke rentang baru yaitu 1.5% - 1.75%, perhatian investor lebih tertuju ke dot-plot dan konferensi pers Powell. Pernyataan kebijakan Fed secara umum positif dan pertumbuhan ekonomi AS direvisi menjadi lebih tinggi untuk 2018 dan 2019, tapi kurang hawkish. Fed ditengarai sangat mengecewakan pasar karena tidak mengubah dot-plot di tahun 2018 dengan total tetap tiga kenaikan suku bunga,” terangnya.

Sambungnya, meskipun ada sedikit peningkatan dalam proyeksi dot-plot tahun 2019 dan 2020, tapi Dolar tidak banyak menguat. Konferensi pers dan pernyataan Jerome Powell jelas berhati-hati dan mengatakan bahwa data tidak memberi indikasi jelas akan adanya akselerasi inflasi. Karena itu, investor semakin menyerang Dolar.

Dari aspek teknis, Indeks Dolar rentan mengalami penurunan tajam karena Fed tidak se-hawkish yang diharapkan. Breakdown di bawah 90.00 dapat menyebabkan depresiasi lebih lanjut menuju 89.50 kemudian 89.00.

Terkait harga emas melonjak luar biasa walaupun Fed meningkatkan suku bunga. Pantulan harga emas ini mungkin ada hubungannya dengan Fed yang kurang hawkish sehingga Dolar melemah. Fed mengecewakan investor sehingga Dolar melemah dan emas kembali bersinar. Logam mulia ini mungkin dapat terus meningkat dengan momentum naik saat ini apabila ketidakpastian politik di Washington dan isu perang perdagangan membuat investor mencari aman.

“Dari sudut pandang teknis, emas telah melampaui level resistance $1330. Level resistance sebelumnya di $1330 dapat berubah menjadi support dinamis yang mendukung peningkatan menuju $1340. Sebaliknya, jika bulls gagal bertahan di atas $1330 maka akan memicu penurunan menuju $1314,” pungkasnya.