MEDAN- Medan adalah salah satu kota yang tinggi akan nilai sejarahnya. Namun secara perlahan-lahan semakin memudar. Banyak bangunan-bangunan tua yang masuk cagar budaya terlihat tak terurus, bahkan terbengkalai.

Salah satu bangunan cagar budaya yang terbengkalai adalah gedung Weren Huis di Jalan Ahmad Yani VII simpang Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat.

Sekretaris Komisi C DPRD Medan, Boydo HK Panjaitan menilai, pihaknya bersama sejumlah dinas-dinas terkait sudah melakukan pertemuan tahun lalu membahas program-program untuk heritage di kota ini.

"Pertemuan untuk membuat program-program langsung, apa-apa saja yang mau dikerjakan. Sudah masuk dalam program prioritas, namun tidak ada upaya untuk melakukannya. Mereka kurang ide atau kreativitas," katanya.

"Bahkan kita juga suruh mereka lakukan penelitian tentang terowongan di gedung Weren Huis. Tidak dilaksanakan. Dalam waktu dekat ini kita akan kita panggil mereka kembali untuk RDP (rapat dengar pendapat)," tambahnya.

Dikatakan politisi PDIP itu, pemugaran total gedung tua yang berdiri sejak tahun 1919 sebagai supermarket atau plaza pertama di zamannya tersebut harus segera dilakukan, terlebih gedung tua itu masuk dalam aset milik Pemko Medan.

"Heritage itu seharusnya dipertahankan, bukan dihancurkan. Sayang jika terus-terusan terbengkalai seperti itu. Soal ke depannya mau dijadikan apa, itu jika sudah dipugar total nanti bisa diatur," katanya.

"Kalau dijadikan museum bagus. Kalau dijadikan kantor juga nggak apa-apa. Dua-duanya bagus. Karena kedua-duanya bisa menyumbang pendapatan daerah. Tapi yang terpenting bangunan itu tetap masuk dalam heritage," terangnya.

Disinggung heritage mana saja yang perlu dipugar lagi selain Weren Huis? Boydo menyebut adalah gedung di kawaaan Kesawan. Menurutnya daerah itu juga menjadi perhatian khusus. Daerah tersebut perlahan-lahan identitas heritage-nya semakin hilang.

"Kita ingin heritage ini benar-benar nyata. Maka dari itu kita butuh orang-orang yang kreatif. Kalau perlu ganti saja kadis-nya," tegasnya.

"Kita ingin heritage ini juga bisa diketahui oleh anak cucu kita atau generasi-generasi selanjutnya. Karena bagaimanapun heritage ini memiliki nilai sejarah," pungkasnya.