Medan - Masyarakat pecinta olah raga renang di Medan pasti tahu Paradiso. Ya, sebelum kolam renang mulai bermunculan di Kota Medan dan sekitarnya, sejak awal-awal tahun 90-an, Paradiso menjadi pusat aktivitas olahraga renang di kota ini.

Mereka pada umumnya adalah para pelajar yang ada di Kota Medan dan sekitarnya. Di masa itu, sangkin padatnya pengunjung, pihak pengelola sampai harus membatasi jadwal kunjungan setiap sekolah.

Berdasarkan dari data medantourism, kolam renang Paradiso yang terletak di Jalan Sisingamangaraja XII, tepat di persimpangan jalan menuju Pusat Pasar (Sambu) Medan, merupakan kolam renang tertua di Kota Medan. Ia sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Disebutkan Paradiso dulunya tempat berkumpulnya para bangsawan Eropa dan keluarga Kesultanan Deli yang hobi renang. Dalam bahasa Belanda disebut Medansche Zwembad Vereniging atau Perkumpulan Perenang Medan.

Pembangunan kolam ini dimulai pada 1917-1918. Salah satu yang ikut membangun kolam renang ini adalah JM Hans Groenewegen. Ia adalah seorang arsitek ternama di masa itu.

Pada tahun 1925, sebuah surat kabar lokal bernama "De Sumatra Post" menuliskan tentang kegiatan lomba renang yang berlangsung di kolam ini sekaligus peresmian perkumpulan perenang itu.

Kolam renang ini termasuk bagian dari situs sejarah dan budaya berupa benda yang ada di Medan. Bangunannya juga masih berarsitektur Eropa. Desain interiornya seperti amplitheater yang ada di Eropa. Kolam renang ini dikelilingi bangku-bangku panjang. Makin jauh dari kolam posisinya semakin tinggi. Dengan begitu orang dapat memandang dengan leluasa.

Bisnis kolam renang di awal tahun 90 -an mulai berkembang di Medan dan sekitarnya. Sejumlah kolam renang yang membidik anak-anak sekolah mulai bermunculan. Dua di antaranya yang sempat melegenda adalah Aek Tio (dekat jembatan Sungai Asahan, Amplas) dan kolam renang Mikoro (perbatasan Medan-Tanjung Morawa).

Kedua kolam renang ini bersaing merebut pangsa pasar anak-anak sekolah yang ada di pinggiran Kota Medan. Sementara kolam Paradiso tetap bertahan di segmen anak-anak sekolah di pusat Kota Medan.

Di pertengahan tahun 1990-an, muncul kolam renang eksklusif bernama Tamora Indah di Jalan Medan-Tanjung Morawa tidak jauh dari Mapoldasu. Kolam ini merupakan bagian dari fasilitas taman rekreasi Tamora Indah. Karena di zamannya terbilang mahal, kolam renang ini lebih diminati orang-orang dari kalangan mampu.

Seiring itu pamor Aek Tio dan Mikoro mulai redup, para pelajar dari sekolah-sekolah yang ada pinggiran Kota Medan kembali melirik kolam renang Paradiso.

Sebenarnya pada saat itu sudah ada sejumlah kolam renang di Medan yang tak kalah bagusnya. Seperti kolam renang di Unimed dan Selayang di Jalan Selayang. Namun kedua kolam renang ini lebih diperuntukkan kepada para atlet. Dengan begitu kolam renang Paradiso tetap menjadi satu-satunya pilihan bagi anak-anak sekolah di Kota Medan dan sekitarnya.

Kini kolam renang Paradiso menjadi salah satu situs sejarah dan budaya benda yang ada di kota Medan. Usianya telah memasuki satu abad. Di usia senja itu, Paradiso masih tetap eksis sebagai salah satu kolam renang paling fenomenal di Medan.