Medan - BNI Syariah sebagai bagian dari BNI Incorporated merupakan anak perusahaan BNI diawali dari Unit Bisnis Strategis bagian dari BNI yang mulai beroperasi sejak 29 April 2000 kemudian statusnya meningkat (spin off) menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 19 Juni 2010.

Kinerja BNI Syariah tahun 2017 terus mengalami pertumbuhan yang positif. Laba bersih mencapai Rp306,68 Miliar atau naik 10,6 persen dari tahun 2016 sebesar Rp277,37 Miliar. Kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal.

Menurut Corporate Secretary BNI Syariah, Adjat Djatnika, aset BNI Syariah tahun 2017 mencapai Rp34,82 triliun atau naik sebesar 23,0 persen dari tahun 2016, lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 19,0 persen.

Dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp23,60 Triliun atau naik 15,14 persen sejalan dengan pertumbuhan industri sebesar 15,16 persen. Komposisi pembiayaan tahun 2017 disumbang oleh segmen Konsumer sebesar Rp12,16 Triliun (51,5%), diikuti segmen Kecil dan Menengah sebesar Rp5,13 Triliun (21,7%), segmen Komersial Rp4,53 Triliun (19,2%), segmen Mikro Rp1,40 Triliun (5,9%), dan Hasanah Card Rp371,62 Miliar (1,7%).

“Dalam menyalurkan pembiayaan, BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, dimana tahun 2017 rasio Non Performing Financing (NPF) BNI Syariah sebesar 2,89 persen, dibawah rata-rata industri yang mencapai 4,77 persen,” bebernya dalam ‘Bincang-bincang Bersama Jurnalis’, Kamis (15/3/2018), di Medan.

Selain pembiayaan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga mencapai Rp29,38 Triliun atau naik 21,2 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 19,8 persen dengan jumlah nasabah sebesar 2,5 juta. Komposisi Dana Pihak Ketiga tersebut didominasi oleh dana murah (Giro dan Tabungan) yang mencapai 51,60 persen.

Kepercayaan atas kinerja BNI Syariah juga diwujudkan oleh BNI Induk yang telah melakukan penambahan modal di tahun 2017 sebesar Rp1 Triliun. Suntikan modal tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasio permodalan BNI Syariah menjadi 20,14%, menopang pertumbuhan bisnis pembiayaan serta untuk pengembangan infrastruktur IT termasuk digital banking.

“Jumlah customer BNI Syariah saat ini lebih dari 2,4 juta dan jaringan sebanyak 349 outlet yang tersebar diseluruh Indonesia ditambah lebih dari 1.400 Syariah Channeling Office (SCO) Kantor Cabang BNI yang dapat melayani pembukaan rekening BNI Syariah,” jelasnya.

Cabang Medan yang telah hadir sejak tahun 2002 saat ini memiliki 3 Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan 1 Payment Point. Kantor Cabang BNI Syariah Medan berlokasi di Jalan Adam Malik dan untuk meningkatkan layanan, dalam waktu dekat akan melakukan pembukaan Kantor Cabang Pembantu di Pematang Siantar.

“BNI Syariah senantiasa menjadi mitra yang Hasanah (Hasanah Banking Partner) dengan mendampingi seluruh nasabah melalui layanan dan produk unggulan sejak lahir sampai mempersiapkan kehidupan di akhirat kelak yang kami namakan dengan Hasanah Way, seperti tabungan BNI iB Hasanah, BNI Griya iB Hasanah, BNI iB Hasanah Card dan produk unggulan lainnya.

Saat ini perkembangan era digital dan financial technologi, mendorong BNI Syariah untuk terus ber-inovasi dengan meluncurkan aplikasi Wakaf Hasanah, Hasanah Personal, dan Tapcash untuk pembayaran tol, kereta, commuterline, busway, parkir dan pembayaran lainnya yang bekerjasama dengan BNI. Berkat kepercayaan dari seluruh mitra stakeholders inilah sampai dengan akhir 2017 BNI Syariah telah memperoleh 50 penghargaan dari media dan berbagai institusi, salah satunya kinerja terbaik 5 tahun berturut-turut dari Infobank,” paparnya.