MEDAN - Petugas gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Balai Taman Nasional Batang Gadis dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), sempat disekap warga saat hendak mengamankan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masuk ke Desa di Kecamatan Batang Natal, Mandailing Natal.

Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi mengatakan, pada Sabtu (24/2) lalu, masyarakat dihebohkan dengan munculnya harimau di Depan Ampung Siala, dan pada Senin (26/2), harimau kembali muncul di Desa Hatupangan.

Kemudian tim gabungan menindaklanjuti dengan mendatangi lokasi. Namun, kedatangan petugas mendapat penolakan dari warga yang menginginkan harimau tersebut dibunuh, dan memaksa sebagian petugas BBKSDA Sumut, Balai Taman Nasional Batang Gadis, KPH IX, Koramil dan Polsek mencari ke hutan untuk menembak mati harimau yang dimaksud.

"Sementara itu, 10 orang petugas lainnya disekap dan disandera di dalam satu rumah warga," katanya di Kantor BBKSDA Sumut.

Tim juga mengalami pelecehan verbal dengan dimaki dan dipaksa menandatangani kesepakatan, yang isinya antara lain tidak menuntut jika dilakukan pembunuhan terhadap satwa buas oleh masyarakat dan aparat keamanan demi keamanan warga.

"Kemudian tim tidak akan datang lagi ke Desa Hatupangan dan sekitarnya, serta menyerahkan penanganan konflik satwa liar kepada masyarakat dan aparat keamanan, serta meninjau wilayah TNBG dan BBKSDA di Batang Natal," jelas Hotmauli.

Atas kejadian tersebut, BBKSDA Sumut menindaklanjuti kejadian itu dengan mengirim surat kepada Polda Sumut melalui surat No. S.899/K3/BIDTEK/KSA/02/2018 tanggal 28 Februari 2018. Dalam surat tersebut mereka meminta bantuan dan dukungan penyelesaian permasalahan yang dianggap sebagai pemicu terjadinya konflik antara satwa liar dengan masyarakat.

"Intinya kita meminta bantuan dan dukungan penyelesaian permasalahan penebangan liar yang menyebabkan konflik satwa liar langka dengan modus konflik satwa," ungkap Hotmauli.

Sebelumnya dikabarkan seekor harimau sumatera tewas ditombak warga di Desa Bankelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Minggu (4/3) kemarin. Harimau tersebut kemudian mati dan bangkainya dievakuasi oleh petugas.

Namun saat sampai di tangan petugas, bangkai tersebut dalam kondisi memprihatinkan, dimana sebagian organ tubuhnya hilang seperti taring bawah sebelah kanan, kulit pada bagian kening, kulit pada bagian ekor dan juga kuku.