SURABAYA - Polda Jatim melalui Karo SDM dan tim Psikolog PPT Jawa Timur dan Reskrimum Kanit Renata (Remaja Anak dan Wanita) melakukan konseling terhadap kasus pelecehan seksual yang dilakukan kepada beberapa siswa MIT (Madrasah Ibti Daiyah) AR RAYYAN Jalan Benteng No 18-20 Surabaya.

Kabid Humas Polda Jatim, Frans Barung Mangera menyatakan maksud dan tujuan kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi  kondisi psikologis korban, saksi dan trauma healing.

"Kondisi korban sangat terguncang, makanya kita pulihkan dulu kondisi trauma korban. Kita juga lakukan healing pada korban, agar traumanya hilang," ujar Barung, Jumat (23/2/2018).

Perlu dikwtahui, MSH, seorang guru SDIT Ar Rayyan Surabaya ini benar-benar berperilaku bejat, dia yang seorang pendidik ini melakukan pencabulan terhadap 65 korban yang masih anak didiknya.

Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin dalam jumpa pers di halaman gedung Reskrimum menyatakan kasus ini terungkap saat wali murid sedang berkumpul di Aula sekolah, dan kepala sekolah kemudian memberitahukan perbuatan yang dilakukan pelaku dan wali murid kemudian melaporkan kasus ini ke Polda Jatim.

Adapun modus yang dilakukan pelaku adalah sewaktu dia menjabat sebagai wali kelas IV yakni sejak tahun 2013 sampai 2017. Tersangka mengaku sering bernasfu dan tidak bisa terbendung begitu melihat paha anak kecil.

Lalu tersangka melakukan pencabulan terhadap para korban, bahkan tersangka juga menunjukkan kemaluan tersangka kepada anak dengan disaksikan murid lainnya.

"Perbuatan dilakukan tersangka di berbagai tempat, ada di kelas, kolam renang, di mobil," ujar Kapolda, Kamis (22/2/2018).

Kapolda menambahkan, untuk tindakan hukum terhadap tersangka akan dijeratkan pasal yang paling tinggi dan akan ditambahkan sepertiga dari hukuman.

Terlebih lagi tersangka adalah seorang pendidik yang mestinya melindungi murid-muridnya.

Sementara tersangka MSH mengaku jika ia melakukan seperti itu karena dimasa lalunya juga pernah menjadi korban pencabulan.

MSH juga membantah jika korban yang ia cabuli adalah 65 orang. " Sebenarnya nggak sebanyak itu, yang lain cuma ikut-ikutan saja," ujarnya. ***