JAKARTA - Rabu (21/2), rupiah 'loyo' melawan dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,02% ke level Rp 13.618 per dollar AS.

Bank Indonesia (BI) juga mencatat kurs tengah rupiah melemah 0,06% menjadi Rp 13.582 per dollar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, rupiah melemah karena didominasi faktor eksternal. "Pada kuartal pertama ini, AS mengeluarkan obligasi dalam jumlah besar sekitar US$ 480 miliar," kata Lana, Rabu (21/2). Masuknya dana melalui obligasi tersebut menyebabkan dollar AS menguat terhadap semua mata uang dunia lainnya.

Lana memproyeksikan, Kamis (22/2), rupiah masih akan melemah, namun terbatas. Menurut Lana, pelaku pasar telah mengekspektasikan hasil notulensi FOMC Meeting Minutes terkait rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserves.

Selain itu, rupiah akan cenderung melemah terbatas, karena dalam beberapa minggu terakhir sudah terdepresiasi cukup tajam. "Secara teknikal mestinya menguat, namun, karena faktor eksternal lebih dominan sehingga rupiah masih belum bisa menguat ," kata Lana.

Prediksinya, besok, rupiah akan melemah terbatas di rentang Rp 13.610-Rp 13.620 per dollar AS.