TAPSEL - Jenis spesies baru orang utan telah ditemukan dengan nama Latin Pongo Tapanuliensis yang hidup di kawasan ekosistem Batang Toru (Hutan Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara). Berdasarkan informasi yang didapat, orang utan ini sudah tidak lebih dari 800-an ekor. Habitat merekapun saat ini termasuk kepada kategori terancam, dikarenakan aktivitas yang terjadi di kawasan ekosistem Batang Toru, antara lain aktifitas tambang mas, pembukaan lahan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Simarboru dan lain-lain.

Untuk upaya pelestarian ekosistem Batang Toru ini dalam waktu dekat ini, 5 Pimpinan Daerah yakni Bupati Tapanuli Selatan, Bupati Tapanuli Tengah, Bupati Tapanuli Utara, Pak Pak Barat dan Serdang Bedagai, beritikad membangun komitmen bersama dan melaksanakan program-program upaya pelestarian kawasan ekosistem Batang Toru guna menjaga keragaman hayati dan habitat orang utan.

Menyikapi hal tersebut, Direktur KMMK Padangsidimpuan-Tapanuli Selatan Irham Bakti Pasaribu melalui Manajer KMMK Lias Harahap, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya yang akan dilakukan oleh ketiga Kepala Daerah tersebut.

"Acara Workshop yang rencananya akan dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Tapanuli Selatan pada Jumat 23 Februari 2018 besok, merupakan kegiatan yang sangat positif dan dapat dikatakan sebagai wujud keseriusan para kepala daerah dalam rangka pelestarian ekosistem Batang Toru dan juga konservasi orang utan serta pengelolaan sumber daya alam yang baik dan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan," jelas Lias, Kamis (22/2/2018).

Pihak-pihak yang akan hadir, kata dia, para stakeholder yang punya kapasitas dan kompeten di bidangnya masing-masing.

Acara yang akan dilaksanakan adalah Workshop Pelestarian Ekosistem Batang Toru dalam mendukung konservasi orangutan Tapanuli selaras dengan pengelolaan sumber daya alam. Akan dihadiri oleh Ketua Komisi VII DPR I Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba, Kadishut Sumatera Utara Ir Helen Purba, Dirjen KSDAE Kementerian LHK Ir Wiratno, para pakar, Bupati Tapsel, Bupati Tapteng dan Bupati Taput, Pak Pak Barat, Serdang Bedagai dan akan diikuti oleh lembaga-lembaga yang ada di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal pelestarian ekosistem dan konservasi orang utan tapanuli. Selain itu, sektor swasta, masyarakat lokal juga diharapkan mendukung dan dapat berpartisipasi demi masa depan dan keterjagaan lingkungan dari kerusakan. Pemanfaatan hutan yang bertanggung jawab dan berkesinambungan merupakan bagian dari program nawa cita presiden Republik Indonesia Joko Widodo, dimana peningkatan Ekenomi masyarakat dapat terdobrak dengan konsep ekonomi hijau, di mana bisnis dapat beroperasi tanpa merugikan spesies yang terancam punah," akhir Lias.