JAKARTA - Kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam menggarap sejumlah proyek infrastruktur pemerintah mendapat sorotan Komisi V DPR RI. Dimana dalam beberapa proyek terjadi kecelekaan yang mengakibatkan korban.

Contohnya adalah yang terbaru, dimana tonggak tiang jalan Tol Cibekayu yang baru diresmikan roboh, dan mengakibatkan 7 orang menjadi korban.

"Kami telah melakukan rapat kerja dan membahas masalah dimaksud. Pemerintah seperti sedang kebut-kebutan menyelesaikan beberapa proyek nasional. Namun, di satu sisi justru mengorbankan keselamatan kerja. Waskita mendominasi kasus kecelakaan kerja yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir," ujar Ketua Komisi V DPR RI, Fary Francis, Selasa (20/2/2018).

Dalam rapat kerja di Komisi V DPR dua pekan lalu, kata dia, pihaknya telah memanggil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta direksi BUMN kekaryaan.

Salah satu poin yang dibahas yaitu mendominasinya BUMN kekaryaan termasuk Waskita, menggarap proyek strategis nasional (PSN).

"Persoalannya, Waskita tak hanya menggarap proyek pemerintah, tetapi juga proyek lain yang berasal dari swasta. Kami mengingatkan, jangan karena banyak kerja di luar pemerintah, kemudian pekerjaan pemerintah yang mereka anggap sedikit ini diabaikan keselamatannya," paparnya.

Lanjutnya, Komisi V dalam waktu dekat juga berencana membentuk panitia kerja (panja) terkait keselamatan kerja proyek infrastruktur. "Panitia ini nantinya akan mendalami sejumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi, serta sanksi yang telah dijatuhkan terhadap penyedia jasa konstruksi," tukasnya.

Dalam catatan Komisi V, sampai saat ini ada 5 kejadian kecelakaan proyek Waskita. Yang terbaru pagi tadi yakni robohnya tiang pancang proyek tol Becakayu yang menimpa 7 pekerja. Sebelumnya, terjadi juga longsoran di terowongan bandara Soekarno Hatta.

"Atas semua ini Waskita harus bertanggung jawab. Jangan gara-gara kejar tayang, nyawa pekerja melayang," pungkasnya.

Berikut ini data delapan kecelakaan proyek infrastruktur dalam lima bulan terakhir (kurang lebih dua kali dalam sebulan):

1. 17 Oktober 2017

Tiang proyek pembangunan jalur LRT di Kelapa Gading, Jakarta Utara ambruk Tidak ada korban.

2. 3 November 2017

Pagar beton pembatas jalur MRT di Jalan Wijaya Jakarta Selatan ambruk. Satu orang terluka.

3. 16 November 2017

Crane proyek pembangunan tol di ruar Jakarta-Cikampek. Tidak ada korban.

4. 2 Januari 2018

Insiden ambruknya proyek infrastruktur, girder jalan tol Depok-Antasari ambruk. Tidak ada korban.

5. 22 Januari 2018 Kontruksi tiang LRT di Pulogadung, Jakarta Timur ambruk. Lima orang terluka.

6. 4 Februari 2018.

Sebuah crane proyek pembangunan rel dwiganda di Jatinegara, Jakarta Timur, ambruk. Empat orang pekerja tewas

7. 5 Februari 2018

Tembok benton underpass di Jalan Perimeter Bandara Soekarno Hatta ambruk dan menimpa mobil yang tengah melintas. Satu orang tewas dan satu orang lainnya yang ada dalam mobil terluka.

8. 20 Februari 2018

Ambruknya tiang girder di proyek tol Becakayu. Satu pekerja kritis (RS Polri) dan enam pekerja luka parah (RS UKI). ***