MEDAN - Perwakilan Himpunan Nelayan Teri Indonesia (HNTERI) Kota Medan bersama sejumlah himpunan nelayan di Sumut, menyampaikan keluh kesah soal pukat tarik kepada Djarot Saiful Hidayat.

Kepada Djarot, nelayan mengadu. Mereka pun meminta agar Djarot menyampikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (Bu Susi) membatalkan larangan penggunaan alat tangkap pukat tarik. 

Menurut nelayan, tudingan Bu Susi bahwa penggunaan pukat tarik merusak ekosistem itu tidak benar.

“Kami tidak pernah menyisir sampai di dasar laut. Sebab kalau sampai dasar, lumpur akan terikut sehingga ikan teri tidak bisa diolah,” ucap Suardi Siagian, perwakilan HNTERI Kota Medan kepada wartawan usai silaturahmi di Medan, Senin (19/2/2018).

Sebab, kata nelayan, ketika melakukan penangkapan ikan teri, pukat tariknya melayang di permukaan laut. Jika Bu Susi tetap melarang penggunaan alat tangkap ikan pukat tarik, mereka tidak dapat menangkap ikan teri.

‘’Dan, ikan teri nasi yang selama ini sudah terkenal dari Kota Medan, bakal hilang dari pasar. Perairan laut Sumatera Utara tidak ada terumbu karang. Di sini lumpur semua. Saya asli nelayan,” timpal Burhan Simanjuntak, salah seorang nelayan.

Hal senada juga disampaikan Khairul Rasyid, Ketua Asosiasi Nelayan Kota Tanjungbalai. Dia menyampaikan bahwa mereka sempat senang ketika Presiden Jokowi pernah bilang, cantrang dan sejenisnya sudah bisa beroperasi. Nelayan bisa mencari ikan di Laut Selat Malaka dan Pantai Barat. “Kami sudah sempat senang,” ujar Khairul. 

Tapi belakangan, ternyata kebijakan itu hanya boleh dilakukan bagi nelayan di Pulau Jawa dan Madura.  Mereka pun berharap pemerintah memberikan solusi agar jangan sampai terjadi bentrok antar nelayan. Jangan ada lagi pembakaran. 

Menanggapi keluhan nelayan, Djarot Syaiful Hidayat berjanji akan bertemu dengan Menteri Kelautan Susi Pujiastuti. Kita akan menyampaikan aspirasi para nelayan di Sumatera Utara agar alat tangkap disesuaikan.

“Yang gak boleh alat tangkap merusak ekosistem, tidak merusak terumbu karang. Seperti menggunakan bom ikan, itu tidak boleh,” terangnya. 

Kepada nelayan, Djarot berpesan para nelayan jangan terfokus menangkap ikan saja tapi melakukan budidaya. Laut Indonesia kaya. “Jadi menangkap ikan oke, budidaya juga oke. Budidaya merupakan alternatif untuk memenuhi kebutuhan ikan di pasar,” pesannya. 

Terakhir, Djarot mengajak para nelayan bagaimana agar ikan dari Sumatera Utara bisa masuk ke pasar internasional, seperti: Malaysia, India, Pakistan dan lainnya.