UNIVERSITAS Syiah Kuala melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), melakukan penjemputan kembali sebanyak 1.280 mahasiswanya yang telah sebulan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pidie, Jumat (9/2/2018). Untuk diketahui, Mahasiswa Unsyiah telah melakukan KKN sejak 8 Januari–9 Februari 2018. Mereka tersebar di sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie yaitu Delima, Sakti, Keumala, Titue, Mila, Tiro, Tangse, Mane dan Geumpang. Penjemputan ini dilaksanakan di setiap kecamatan tersebut dan turut dihadiri perangkat Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat.

Koordinator KKN Unsyiah untuk Kecamatan Sakti Dr. Vivi Silvia, S.E.M.Si menjelaskan, penjemputan ini menandakan bahwa kegiatan KKN telah berakhir khususnya bagi mahasiswa reguler, sementara bagi mahasiswa yang mengikuti program KKN terintgrasi dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) masih berlanjut.

“Khusus mahasiswa reguler sudah bisa kembali, tapi untuk mahasiswa integrasi dan PPL kami mohon kesabarannya untuk melanjutkan kegiatannya hingga sebulan lagi sampai tanggal 10 maret 2018,” ujar Vivi yang juga merangkap sebagai Dosen Pembimbing Lapangan.

Vivi juga menjelaskan, selama KKN mahasiswa diwajibkan melaksanakan beberapa program wajib yaitu program penunjang, tambahan (mitra), serta program khusus yang melibatkan masyarakat seperti gotong royong.

“Mungkin selama ini gotong royong sudah memudar tapi kini kita coba galakkan lagi melalui pogram yang mereka laksanakan,” ujarnya.

Selain itu, Vivi juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak Muspika setempat jika selama pelaksanaan KKN mungkin ada prilaku ataupun sikap dari mahasiswa yang kurang berkenan di hati.

Perwakilan Kecamatan Sakti Jalauddin SE mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi setiap program yang telah dilaksanakan mahasiswa Unsyiah selama KKN, khususnya di Kecamatan Sakti. Namun ia meminta mahasiswa harap maklum, jika menemukan banyak hal yang kurang berkenan selama berinteraksi dengan masyarakat Gampong.

“Saya mohon maaf dan harap maklumlah, Sebab SDM di Gampung juga terbatas,” katanya.

Oleh sebab itu, Jalauddin pun berharap semua pengalaman mahasiswa Unsyiah selama KKN baik positif maupun negatif, harus menjadi bekal atau pelajaran bagi mahasiswa Unsyiah di masa depan.

“Semua yang adik-adik temukan selama tinggal di Gampong, mudah-mudahan menjadi pembelajaran bagi kalian untuk menjadi bekal sebagai pemimpin. Sebab di tangan kalianlah masa depan ini nantinya,” ujarnya.