MEDAN - Jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2569, berbagai pesanan seperti pernak-pernik Imlek dalam bentuk aksesoris mulai diburu masyarakat.

Tidak hanya aksesoris, makanan khas Imlek seperti kue keranjang (bakul) juga dicari masyarakat. Jenis makanan yang terbuat dari tepung ketan dan gula itu merupakan menu wajib setiap perayaan Imlek.

Salah seorang pengusaha kue keranjang di Medan, Asien (50) mengaku, menjelang perayaan Imlek tahun ini pihaknya kebanjiran pesanan dibanding tahun lalu.

"Pesanan meningkat, namun tidak banyak, sekitar 10%. Karena kita memproduksinya musiman sehingga produksi sesuai permintaan saja," kata Asien.

Menurutnya, permintaan tidak hanya datang dari Kota Medan, namun juga dari daerah lain di Sumatera Utara seperti Deli Serdang, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, dan lainnya.

"Pesanan dari luar Medan juga banyak. Tapi kita gak bisa produksi untuk tujuan daerah yang memakan jarak tempuh cukup jauh. Karena efektifnya kue ini dinikmati tidak lebih dari tiga hari," ucapnya.

Lebih lanjut Asien mengatakan, usaha yang digelutinya ini sudah dirintis sejak 30 tahun lalu oleh orang tuanya dan bertahan hingga saat ini.

"Meski ini musiman, usaha ini sudah berjalan 30-an tahun lalu. Selain itu kami juga usaha musiman kue-kue kering untuk hari raya. Namun sehari-hari kami usaha jajanan roti," jelasnya.

Sementara harga yang ditawarkan untuk kue bakul yang diproduksinya bervariasi, mulai dari Rp 28-30 ribu per kotak.

"Kue keranjang untuk Imlek ini kami hanya buat untuk kemasan ukuran satu kilogram tiap kotak. Namun yang membedakannya hanya isi kemasan. Dalam satu kotak isinya ada dua, empat, sampai delapan buah," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain menjual untuk konsumsi saat perayaan Imlek, pihaknya juga memproduksi kue bakul dengan ukuran jumbo maksimal seberat 5 kilogram. "Untuk ukuran besar itu biasanya digunakan untuk sembahyang," tandasnya.