NIAS – Mengawali tahun 2018, Telkomsel melanjutkan program pemberdayaan masyarakat bertajuk “Baktiku Negeriku” yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Program Corporate Social Responsibility (CSR) ini menitik beratkan pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat di berbagai daerah pelosok di Indonesia melalui teknologi, pemberdayaan masyarakat serta pendidikan.

Pada awal tahun ini, “Baktiku Negeriku” menjangkau empat titik, yakni Desa Sembalun Lawang, Nusa Tenggara Barat (22-26 Januari); Desa Balefadorotuho, Nias, Sumatera Utara (5-9 Februari); Desa Sampang, Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau (19-23 Februari); dan Desa Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat (5-9 Maret).


“Sebagai perusahaan yang beroperasi sangat dekat dengan masyarakat, Telkomsel ingin memberikan manfaat yang lebih kepada lingkungannya. Kami harap hubungan yang erat dengan masyarakat sekitar tidak sebatas dalam pemanfaatan layanan telekomunikasi, namun juga dengan membangun kepercayaan dan kepedulian yang kuat untuk mengembangkan potensi desa dan masyarakat di wilayah tersebut,” kata General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel Tubagus Husniyullah dalam siaran persnya hari ini.

“Baktiku Negeriku” diadakan dengan berbagai aktivitas, seperti kerja sukarela karyawan (employee volunteering), di mana karyawan Telkomsel terpilih akan melakukan sosialisasi pemanfaatan internet secara bertanggung jawab, aman, inspiratif, dan kreatif (#internetBAIK) bagi masyarakat setempat, dan gerakan peduli lingkungan (green movement) melalui penanaman pohon bakau atau padi dalam rangka pelestarian alam dan ekosistemnya. Program ini juga meliputi pelatihan bagi anak muda setempat mengenai pemanfaatan teknologi informasi dengan melibatkan Karang Taruna dan komunitas sekolah (local youth empowerment). Setelah mendapatkan pelatihan, mereka diharapkan dapat menjadi “agen perubahan” yang akan memimpin komunitas lokal menuju kehidupan yang lebih baik dengan pemanfaatan teknologi.

Program yang menyasar pertumbuhan berkelanjutan ini juga meliputi pembangunan dan renovasi fasilitas umum, seperti rumah baca, pusat media dan edukasi warga, fasilitas sanitasi dan air bersih, serta tempat ibadah. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah setempat, TNI, dan pemangku kepentingan lainnya.

Selain itu, akan dibangun juga pusat digital yang dilengkapi perangkat komputer dan telepon seluler dengan akses Wi-Fi. Pada pusat digital ini, para warga bisa belajar lebih banyak mengenai pemanfaatan teknologi digital dengan didampingi oleh agen perubahan setempat yang telah mendapatkan pelatihan dari Telkomsel. Hal ini diharapkan mampu menginspirasi anak muda tersebut untuk kembali membangun desanya dengan segenap potensi dan kearifan lokal yang dimilikinya.

“Program ini sekaligus memberikan kesempatan kepada karyawan Telkomsel untuk mengasah diri dan meningkatkan kemampuan untuk bisa turun tangan memberikan kontribusi yang positif secara langsung kepada masyarakat. Kami pun berharap program ini dapat mempererat komunikasi yang terjalin antara karyawan Telkomsel dengan masyarakat setempat,” tutup Tubagus.

Persiapan “Baktiku Negeriku” diawali dengan survey serta pemetaan pemilihan lokasi sesuai tujuan program. Lokasi terpilih merupakan daerah-daerah dengan taraf kehidupan masyarakat yang relatif rendah namun memiliki potensi sumber daya alam dan kearifan lokal yang unik.

Pada akhir tahun 2017 lalu, “Baktiku Negeriku” sudah terlaksana di Rangkas Bitung, Banten; Desa Nangahale, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Morotai, Maluku Utara; dan Banda Neira, Maluku. Untuk memperluas pembangunan potensi ekonomi masyarakat Indonesia, ke depannya program ini ke depannya akan dilanjutkan untuk berbagai wilayah pelosok lainnya.