LANGKAT - Puluhan ribu jemaah hadiri HAUL ke 94 Syekh Abdul Wahab Rokan, di Desa Besilam Babussalam, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, yang digelar mulai Selasa (6/2/2018). Tak hanya Sumatera Utara saja, HAUL ini juga dihadiri para jemaah dari berbagai daerah seperti dari Provinsi Aceh, Riau, maupun Sumatera Barat.

"Kami hadir untuk memeringati HAUL Syekh Abdul Wahab Rokan. Ini menjadi kegiatan kami setiap tahun," Jamilah Hasibuan, jamaah asal Rantauprapat, Labuhan Batu, saat ditemui di lokasi.

Puncak Haul Syeikh Abdul Wahab Rokan Al-khoolidi Naqsabandi yang ke 94 di Besilam Langkat Sumatera Utara akan digelar besok Rabu, 12 Rabi'ul Akhir 1439 H/ 7 Februari 2018 yang akan diperingati oleh puluhan ribu jemaah dari berbagai daerah tanah air, bukan saja dari kalangan Jamaah Naqsabandi, namun banyak juga hadir para pejabat negara dan daerah.

Syekh Abdul Wahab Rokan lahir dengan nama Abu Qosim. Setelah menunaikan ibadah haji ia berganti nama menjadi Haji Abdul Wahab. Sedangkan tambahan nama Rokan menunjukkan bahwa ia berasal dari Sungai Rokan. Ia lahir dari keluarga bangsawan yang berpendidikan dan taat beragama. 

Ayahnya Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Tuanku Abdullah Tambusai, seorang ulama terkemuka di kampungnya. Sedangkan buyutnya bernama Tuanku Tambusai, ulama dan pejuang yang masih keturunan keluarga Kerajaan Islam Siak Seri Inderapura. Ibunya bernama Arbaiyah binti Dagi yang masih keturunan Kesultanan Langkat, Sumatera Utara. 

Tuan Syekh Abdul Wahab pertama kali mendapat pendidikan Quran langsung dari ayahnya. Setelah ayahnya wafat, ia belajar kepada Tuanku Muhammad Shaleh Tambusai dan Tuanku Haji Abdul Halim Tambusai dan Syekh Muhammad Yusuf di Semenanjung Melayu selama dua tahun.

Pada tahun 1863, ia menunaikan ibadah haji ke Mekkah dan memperdalam ilmu keislaman selama enam tahun (1863-1869). Di antara guru-gurunya di Mekkah yaitu Syekh Saidi Syarif Dahlan (mufti mazhab Syafi'i). Syekh Hasbullah (ulama Indonesia yang mengajar di Masjidil Haram). Syekh Muhammad Yunus Abdurrahman Batu Bara (ulama Indonesia asal tanah Batak) dan Syekh Sulaiman Zuhdi di Jabal Abu Qubais, Mekkah.

Syekh Sulaiman Zuhdi inilah yang kemudian memberi ijazah (pegesahan) dan membaiat Syekh Abdul Wahab untuk menyiarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di tanah kelahirannya. Ia menyebarkan tarekatnya tidak hanya di kampungnya saja, namun meliputi wilayah Riau, Tapanuli Selatan, Sumatera Timur, bahkan sampai ke Semenanjung Melayu. 

Terkait asal-usul Kampung Besilam Langkat ini bermula ketika Syeikh Abdul Wahab mendapatkan wakaf sebidang tanah dari Sultan Langkat pada tahun 1879. Pada tahun 1883, Syekh Abdul Wahab beserta para santrinya kemudian membangun sebuah perkampungan baru di Langkat lengkap dengan masjid dan pesantren.

Amatan wartawan di Kampung Besilam, jemaah terus berdatangan sejak Selasa pagi hingga malam. Sebelumnya, sekitar pukul 18.00, tampak rombongan pasangan calon pemimpin Sumatera Utara, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, memasuki perkampungan Besilam Babussalam. Begitu tiba, duet yang dikenal dengan jargon Sumut Bermartabat ini langsung memasuki masjid untuk melaksanakan Sholat Maghrib.