SIPIROK - Dinas kesehatan Tapanuli Selatan berdayakan 535 Pos Yandu di seluruh 212 desa di wilayah itu memantau status gizi buruk/kekerdilan atau stanting terhadap Balita di daerah itu. "Dalam setiap Pos Yandu melibatkan potensi 7 orang tenaga kesehatan desa," kata Kadis Kesehatan Tapanuli Selatan Marasaud Harahap melalui sekretaris dr Qodri, di Sipirok, Selasa (6/2/2018).

Ia menyatakan sesuai petunjuk teknis tahun 2017 lalu ditemukan kusus gizi buruk di daerah itu mencapai 36 orang.

"Angka itu sekarang sudah berkurang 16 orang dan tinggal menjadi 20 orang lagi," katanya.

Dibanding tahun 2016 silam lanjutnya angka gizi buruk yang tinggal sebanyak 20 itu sudah sangat jauh berkurang mencapai 30 orang dari jumlah di 2016 ditemukan kasus gizi buruk 50 orang.

Sementara selama pemantauan pihaknya juga menjumpai kekerdilan mencapai 93 orang yang tersebar di 14 kecamatan se-Tapanuli Selatan.

Menurut dia, terjadinya pengurangan status gizi buruk tersebut menyusul dilakukannya perawatan dan pemberian makanan tambahan kepada anak-anak kurang gizi tersebut.

Demikian halnya terhadap ditemukannya kasus kekerdilan, petugas kesehatan desa aktif mendedikasikan dirinya memantau sekaligus memberikan asupan gizi.

"Makanan tambahan untuk giizi rutin diberikan sekali dalam satu bulan sebagai bentuk usaha pemerintah membebaskan rakyatnya dari kekurangan gizi dan kekerdilan tersebut," terangnya.

Pemkab Tapanuli Selatan juga tambahnya mengimbau selurh kepala desa/aparatur desa serta masyarakat untuk melibatkan diri agar bagaimana anak-anak Balita mereka setiap bulannya bisa dibawa ke Pos Yandu.

"Selain mendapatkan makanan tambahan juga dilakukan pemberian imuniasi bagi anak-anak agar kebal terhadap berbagai bentuk serangan penyakit," sebutnya.