PUJIAN bertubi-tubi dialamatkan kepada penjaga gawang Abdul Rohim setelah memperlihatkan performa menawan ketika PSMS Medan mengalahkan Persebaya Surabaya dalam laga perempat-final Piala Presiden 2018, Sabtu (3/2/2018) sore di Stadion Manahan Solo. Sebelum membendung empat algojo penalti Persebaya, Rohim sudah menunjukkan kapasitasnya sebagai kiper andalan sepanjang 90 menit. Walau kebobolan tiga gol, ia melakukan sejumlah penyelamatan penting.

PSMS pun memenangkan adu penalti dengan skor 4-3 setelah bermain imbang 3-3 di waktu normal. Rohim enggan disebut pahlawan, karena ia hanya berusaha menghalau bola yang mengancam gawangnya. Menurutnya, kunci sukses PSMS merupakan hasil kerja sama tim.

“Kuncinya saya fokus dan mental. Saya yakin bisa menghalau penalti mereka. Alhamdulillah saya berhasil,” kata Rohim dihubungi Goal Indonesia.

“Ini juga berkat kerja keras kawan-kawan. Saya tidak mau dicap sebagai pahlawan sendirian. Tiket semi-final ini atas usaha semuanya untuk masyarakat Medan.”

Sementara itu pelatih kiper Sahari Gultom mengatakan, keputusannya memilih Rohim terbukti tepat. Mentalitas Rohim yang teruji membuat kiper berusia 25 tahun ini lebih dipilih turun dibanding Dhika Bayangkara. Saat fase Grup A, Dhika turun di dua pertandingan, sementara Rohim satu laga.

“Memang penampilan Rohim hari ini [kemarin] bagus. Sejak awal memang saya anggap dia punya mentalitas yang bagus. Rohim juga sangat percaya diri. Walaupun dia masih ada cederanya di pelipis kiri. Dia layak untuk man of the match,” kata Sahari.

“Yang terpenting tidak cepat puas dan besar kepala. Turnamen ini bagus untuk mengujinya,” jelasnya.