SAMOSIR - Tidak kunjung mampunya keberadaan Balai Benih Ikan (BBI) yang berada di Kecamatan Harian, Samosir dalam menyalurkan bibit-bibit ikan unggulan kepada para petani keramba di Samosir membuat Bupati Samosir, Rapidin Simbolon melakukan monitoring ke lokasi BBI belum lama ini.

Rapidin bersama Kadis Pertanian Drh. Erkanus Simbolon, dan Kabag Umleng Vikbon Simbolon melakukan monitoring sekaligus bertemu dengan para pegawai dan berharap para pegawai bisa meningkatkan kinerja dan menambah kreatifitas dan inovasi dalam pengelolaan BBI Harian.

Tidak itu saja, Bupati Samosir juga memberikan perlengkapan pakaian dinas lapangan kepada seluruh pegawai sekaligus meminta para pegawai supaya lebih giat bekerja terlebih dalam peningkatan produktivitas dan kebersihan BBI.

Sementara itu, beberapa warga petani keramba menyesalkan sekaligus mempertanykan keberadaan BBI yang tidak bisa memberikan andil ke masyarakat petani keramba.

Menurut salah satu warga bermarga Simbolon yang menerangkan, hampir ratusan juta rupiah uang dari masyarakat Samosir keluar ke Kabupaten Simalungun untuk membeli bibit ikan nila. Kemudian beberapa warga juga mempertanyakan, jenis bibit ikan yang disalurkan dan kepada siapa bibit ikan diberikan.

Pasalnya, petani keramba tidak mengetahui keberadaan BBI dan tidak melihat adanya perkembangan kolam kolam ikan di darat.

Beberapa waktu lalu juga dalam sebuah liputan khusus ke BBI, wartawan menemukan bangunan kantor dan kolam Balai Benih Ikan (BBI) yang dibangun di Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir yang menggunakan uang rakyat hingga kurang lebih Rp 20 milyar terbengkalai.

Pembangunan kantor dan kolam Balai Benih Ikan (BBI) yang seyogianya dapat digunakan untuk mensejahterakan rakyat dan sudah dimulai sejak tahun 2006 tidak dapat difungsikan dengan baik.

Beberapa warga juga kala itu menyesalkan sikap dari pemerintah yang
sepertinya kurang serius dalam menangani BBI.

"Kami melihat keberadaan kantor dan pembangunan kolam BBI tersebut hanya membuang-buang anggaran, sebab hasil dan maanfat dari ke beradaan kolam BBI tersebut belum dapat dinikmati masyarakat," kata Pasaribu salah satu warga di sekitar kantor bangunan kolam.

Pasaribu juga menyesalkan sikap dari pemerintah Kabupaten Samosir yang selalu mengucurkan dana yang besar setiap tahunnya, untuk melanjutkan pembangunan dan pengembangan kolam ikan ini. Padahal, pembangunan kolam ikan itu sendiri tidak tepat sasaran dan uang rakyat tersebut.