MEDAN - Sejak usia tiga tahun, Rahmad Lubis bocah asal Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut) mengalami penyakit langka berupa pembengkakan pada bagian pipinya sehingga ia tak bisa melihat lantaran matanya tertutup. Bocah berusia 10 tahun ini disebut mengidap penyakit langka, lantaran jarang ditemui kasus penyakit seperti Rahmad.

Semula anak pasangan Syukur Lubis (45) dan Lina Marlina (35) ini didiagnosa dokter mengidap hidrosefalus. Namun, setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Pandan Tapanuli Tengah (Tapteng), Rahmad kemudian dirujuk ke RS Universitas Sumatera Utara (USU).

Di RS USU, anak ketiga dari lima bersaudara ini didiagnosis tak memiliki penyakit apapun.

"Gejala penyakit inj muncul setelah tiga bulan anak saya dilahirkan. Saat itu, muncul bintik hitam di pipi kanannya. Setelah muncul bintik kehitaman itu, matanya mulai kabur. Lalu, ketika usianya tiga tahun, dia sama sekali mulai tak bisa melihat," ungkap Syukur ayah kandung Rahmad di lantai IV RS USU, Sabtu (27/1/2018).

Diutarakannya, beberapa waktu lalu sempat membawa anaknya ke RS Pandan di Tapteng. Di rumah sakit itu, anaknya dinyatakan menderita penyakit hidrosefalus dan harus dirujuk ke RS USU.

Sesampainya di RS USU pada 24 Januari 2018, Rahmad mendapat perawatan intensif yang ditangani empat dokter. Di antaranya, dokter spesialis mata, spesialis kulit, spesialis bedah saraf dan spesialis anak.

Namun, berdasarkan hasil analisis dokter, Rahmad dinyatakan sehat. Kenyataan itu pun membuat Syukur bingung.

"Menurut RS Pandan, anak saya ini sakit hidrosefalus. Tapi, setelah dibawa ke RS USU, katanya enggak ada penyakitnya," ujar Syukur.

Lantaran dianggap sehat, pihak RS USU pun meminta Rahmad pulang.

"Saya berharap dapat tahu penyakit anak saya ini. Soalnya, saya ini kan cuma buruh bangunan aja, enggak mengerti tentang kesehatan," tukasnya.