MEDAN - PDAM Tirtanadi Sumut siap menyetorkan Rp10,6 miliar ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut). PAD itu akan dibayarkan akhir tahun 2018 ini. PAD Rp 10,6 miliar itu berasal dari laba bersih Tirtanadi tahun 2017 sekitar Rp42 miliar.

Namun sejak keluarnya Permendagri Nomor 690 Tahun 2009 dan Perda No 10 Tahun 2009 yang menyebutkan tidak diwajibkannya PDAM menyetor PAD jika cakupan layanan pelanggan belum mencapai 80%, maka Tirtanadi tidak lagi menyetorkan PAD.

Laba yang diperoleh pascaterbitnya Permendagri Nomor 690 itu, dialokasikan untuk peningkatan produkai air. Hal tersebut disampaikan Direktur Administrasi dan Keuangan PDAM Tirtanadi Arif Haryadian kepada wartawan di Kantor Pusat PDAM Tirtanadi, Jalan Sisingamangaraja Medan, Selasa (23/1/2018).

Arif Haryadian yang saat itu bersama Direktur Air Minum Delvyandri dan Direktur Air Limbah Heri Batanghari, Sekretaris Perusahaan Tirtanadi Jumirin mendampingi Direktur Utama Tirtanadi Sutedi Raharjo memberi paparan kepada wartawan, menyebutkan Tirtanadi pada tahun 2018 ini, menargetkan laba bersih Rp 45,8 miliar.

Lebih lanjut Arif Haryadian mengemukakan, setoran ke PAD Sumut merupakan bentuk komitmen Tirtanadi untuk ikut berpartisipasi nyata membangun Sumut lewat pembangunan yang diprogramkan Pemprov Sumut.

Namun pastinya, setoran PAD itu juga didasari karena semua kewajiban hutang Tirtanadi sudah lunas. "Awal kami menjabat direksi yaitu 2015, kondisinya banyak hutang, situasinya keuangan tidak sehat, namun karena peran dan kerjasama kita semua, kami sudah melunasi semua hutang," katanya.

Dia menyebutkan total hutang usaha Tirtanadi sekitar Rp 270 miliar. Namun itu tidak termasuk hutang ke negara Rp 185 miliar yang sebelumnya sudah dihapuskan pemerintah lewat Kementerian Keuangan.

"Dengan sudah lunasnya semua hutang, bahkan kami punya modal yang cukup untuk membiayai operasional hingga enam bulan ke depan tanpa kerja," ungkap Arif.

Direktur Utama Tirtanadi Sutedi Raharjo mengatakan pihaknya semakin bergiat mengembangkan usaha dengan kondisi tidak punya hutang tersebut. Sutedi menyebutkan masa tugas hingga akhir periode di 2019, pihaknya fokus pada peningkatan produksi.

Hingga saat ini, kapasitas produksi mencapai 6.600 liter per detik. Kemudian sedang berjalan rencana untuk target penambahan 2.400 liter per detik hingga 2019 dan dari target penambahan dari IPA milik Tirtanadi lainnya yang sedang dikembangkan saat ini.

Di samping itu, tambah Sutedi, pihaknya juga fokus pada layanan pelanggan berbasis by system, seperti pada Jumat 26 Januari 2018, akan meresmikan sambungan pemasangan baru secara online oleh Gubsu Tengku Erry Nuradi.