JAKARTA - Prediket panahan sebagai cabang olahraga proritas yang diandalkan pada Asian Games 2018 membuat beban pelatih panahan semakin berat. Apalagi, pelatnas panahan yang seharusnya tidak terputus tetapi baru mulai, Senin (22/1/2018).

"Tadinya, kita berharap pelatnas terus berjalan tanpa berhenti karena panahan ditargetkan 2 medali emas di Asian Games 2018. Tetapi, harapan itu baru bisa terwujud sekarang karena anak-anak datang ke Jakarta, Senin (22/1/2018).

Terus terang, kami selaku pelatih semakin berat bebannya untuk memenuhi target tersebut," kata pelatih panahan putri, Nurfitriyama Saiman di Jakarta, Sabtu (20/1/2018). 

Menurut Nurfitriyana yang akrab dipanggl Yana, pelatnas panahan terhenti usai menyumbankan empat medali emas pada SEA Games Malaysia 2017.

Pasalnya, Sri Ranti dan kawan-kawan dikembalikan ke daerah masing-masing. "Sejak SEA Games Malaysia 2017, panahan sudah tidak melakukan pelatnas. Mereka hanya berlatih di daerah masing-masing," ujarnya. 

Apa yang dikeluhkan salah satu anggota trio srikandi peraih perak Olimpiade Seoul 1988 ini memang kenyataan. Sebab, dia memahami peningkatan prestasi pepanah bisa tercapai bilamana menjalani pelatnas tanpa putus. 

"Tiga hari saja pepanah tidak berlatih maka dia akan memulai dari awal lagi. Apalagi, mereka tidak menjalani pelatnas selama hampir 3 bulan," jelas Yani. 

Pernyataan ini dibenarkan mantan petenis putri peringkat 18 dunia, Yayuk Basuki.

"Waktu jadi atlet, penampilan saya sangat buruk akibat tidak menjalani latihan selama dua hari karena terkena flu. Apalagi, olahraga panahan yang membutuhkan konsentrasi. Wajar, jika beban Yana selaku pelatih mengeluh bahwa bebannya semakin berat untuk mengembalikan penampilan terbaik anak asuhannya dalam upaya mencapai target 2 medali emas," timpal anggota Komisi X DPR-RI ini. 

"Cabang olahraga lamban menjalankan Pelatnas Asian Games 2018 akibat kesalahan Kemenpora yang tidak mampu mengawal Perpres 95 Tahun 2017 tentang Percepatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) yang sekaligus membubarkan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima)," tambahnya. ***