MEDAN - Meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat Sumatera Utara (Sumut), Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumut membentuk klaster baru setiap tahunnya. Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Arief Budi Santoso menungkapkan, setiap tahun setidaknya BI membentuk dan melakukan pendampingan tiga klaster baru.

"Klaster yang kami bentuk itu ada yang bergerak di bidang pangan, industri kreatif dan pemberdayaan perempuan," ujarnya di Medan, Minggu (21/1/2018).

Dalam proses pendampingan tersebut, BI memberi bantuan berupa pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pelaku ekonomi, bantuan alat-alat produksi, pemasaran serta sarana dan fasilitas pendukung lainnya.

Rata-rata, BI akan mendampingi petani atau pelaku ekonomi dalam klaster yang dibentuk selama tiga tahun. Jika dirasa telah mampu menjalankan proses produksi dan mampu berjalan sendiri, BI akan melakukan pashing out atau melepas petani dan pengusaha bergerak sendiri.

"Sejauh ini klaster-klaster yang kami bentuk berjalan sukses," terang Arief.

Sepanjang tahun lalu misalnya, BI sukses membetuk klaster bawang merah, cabai merah dan padi organik di beberapa daerah di Sumut. Selain meningkatkan ekonomi masyarakat, pembentukan klaster sektor pangan itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan produksi petani sehingga bisa menekan laju tekanan inflasi.

Sebagai catatan, tiga komoditas itu kerap memberi andil yang cukup besar terhadap inflasi di Sumut. BI berharap, para pelaku ekonomi dalam klaster yang telah dibentuk tersebut bisa menjaga konsistensi baik kuantitas maupun kualitas hasil produksi.

Tahun ini, BI tengah membidik sejumlah komunitas untuk dijadikan klaster baru untuk dibina.

"Semua yang kami lakukan bermuara pada peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik. Dengan sendirinya kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat," tukasnya.