LABUHANBATU - Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tinggal beberapa bulan lagi. Kampanye tim sukses dari tiga pasang calon sudah aktif di media sosial facebook, Twiter, Instagram dan WhatsApp mempromosikan jagoannya agar dipilih masyarakat sumut. Namun, tak jarang oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan kampanye hitam bahkan melakukan isu sara.

Untuk meminimalisir hal itu, Ketua Komunitas Gerakan Masyarakat Labuhanbatu (Gemala), Amin Wahyudi Harahap meminta agar netizen di sosial media (Sosmed) tidak berdebat berbau SARA dalam mendukung calon gubernur/wakil gubernur di Sumatera Utara (Sumut).

“Saya beserta teman-teman forum peduli Pilgubsu mencoba melakukan sebuah aksi melalui dunia maya dan dunia nyata agar para netizen atau warga Sumut tidak mengaitkan pilgubsu ini ke hal SARA. Makanya kita sebar terus imbauan melalui media sosial dan selebaran,” kata Amin dalam keterangannya, Jumat (19/1/2018).

Dia menjelaskan, Sumut memiliki keberagaman dan persatuan yang begitu kental karena perbedaan agama-nya. Di sini diperlukannya kesadaran para netizen atau warga Sumut memahami bahwa Pilgubsu bukan jadi ajang saling menebar fitnah atau kebencian.

“Tapi mencari sosok untuk memimpin Sumatera Utara,” ujar dia.

Menurut dia, dengan berkembangnya dunia media sosial ditengah masyarakat, interaksi dari satu orang ke orang lain semakin dekat. Namun pada Pilgubsu dan pilkada lainnya,
kata Amin, hal ini membuat beberapa pendukung saling hujat dan serang, karena media
sosial menyajikan ruang untuk berdebat tanpa ada filter sama sekali.

“Inilah yang kita takutkan sebenarnya, dampak dari pelaksanaan pilkada ini akan
membuat dendam yang tak berkesudahan. Ini sangat bahaya sekali bagi warga Sumut,” tandas dia.

Pilgub Sumut diikuti tiga pasangan bakal calon Gubernur yaitu Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang diusung Partai Golkar, Gerindra, PKS, PAN, Nasdem, dan Hanura,
pasangan JR Saragih-Ance Selian yang diusung Partai Demokrat, PKPI, dan PKB, serta pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus yang diusung oleh PDIP dan PPP.