TAPTENG - Manager produksi PT Mujur Timber, Bigar Atiyoso, menjelaskan, masyarakat hendaknya mengetahui bahwa menanam pohon jati borneo (jabon) sesungguhnya lebih menguntungkan ketimbang menanam kelapa sawit.

Jabon adalah jenis tanaman produksi yang bisa menghasilkan keuntungan lebih besar dalam rentang waktu lima hingga tujuh tahun. Ada dua jenisnya yakni jabon putih dan jabon merah.

“Kita siap menampung hasil panen jabon dari masyarakat dan kelompok tani yang memiliki tanaman jabon ini untuk menunjang produktifitas PT Mujur Timber ke depan. Harganya disesuaikan dengan harga yang berlaku,” ujar Bigar Atiyoso pada acara lounching pelepasan bibit jabon, di ruang rapat PT Mujur Timber, Desa Tapian Nauli I, Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli Tengah (Tapteng).

Untuk tahap pertama, PT Mujur Timber menyiapkan 15.000 bibit jabon. Rencananya bibit ini diberikan kepada masyarakat dan kelompok tani kecamatan Tapian Nauli dan Kolang. Penyerahannya nanti disertai kontrak kepada masyarakat.

Kontrak ini menjadi bukti bahwa PT Mujur Timber siap menampung hasil produksi dari masyarakat dan kelompok tani, sehingga tidak ada keraguan ke depannya.

Dikatakan, masyarakat dapat menanam 625 batang Jabon di lahan seluas 1 hektar. Modal investasi yang diperlukan hingga tanaman Jabon ini bisa dipanen pada tahun kelima dan ketujuh berkisar Rp 38 jutaan.

“Berdasarkan perhitungan harga saat ini. Total hasil yang diperoleh dari lahan seluas 1 hektar ini bisa mencapai Rp 430 jutaan. Bila dikurangi dengan modal investasi dan biaya pengeluaran lainnya, maka penghasilannya diperkirakan lebih dari Rp 300 jutaan,” sebut Bigar.

Dia menjelaskan, gerakan PT Mujur Timber menanam pohon merupakan upaya perusahaan untuk menjamin kontinyuitas operasional perusahaan di masa depan.

Tujuan utamanya, gerakan menanam pohon ini untuk pelestarian dan pemberdayaan hutan rakyat demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pemerintah telah membatasi pemanfaatan hutan alam, maka ke depan PT Mujur Timber akan membeli bahan baku dari rakyat,” katanya.

Dia menambahkan, selain pohon jabon, pihaknya pun bersedia menerima pohon sengon yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Hanya saja penanaman sengon ini disesuaikan dengan kondisi tanahnya.

“Penanaman sengon bisa ditanam di lahan yang tingkat kemiringannya lebih ekstrim, sedangkan jabon dapat ditanam di lokasi datar maupun di lokasi yang agak miring,” tuturnya.

Mewakili kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Sumut 11 Asep mengatakan, pihaknya mengapresiasi positif upaya PT Mujur Timber yang ingin memberdayakan masyarakat sekitar dan secara umum masyarakat di kabupaten Tapanuli Tengah.

“Kalau bisa pohonnya nanti tidak sekadar ditanam, melainkan harus dirawat sehingga bisa menghasilkan pohon berkualitas dan bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Asep.

Ia kemudian mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan lahan ataupun hutan rakyat dengan baik untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

Usai pertemuan acara dilanjutkan meninjau lokasi pembibitan pohon Jabon putih dan Jabon merah milik PT Mujur Timber.